MARKET

Pasar Dibuka, Kinerja Rupiah Jeblok ke Rp16.087 per US$

Rilis PDB Cina hari ini ikut tentukan pergerakan rupiah.

Pasar Dibuka, Kinerja Rupiah Jeblok ke Rp16.087 per US$ilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)
16 April 2024

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 1,51 persen ke Rp16.087 per US$ pada perdagangan Selasa (16/4).
  • Sentimen penundaan pemangkasan suku bunga acuan AS dan tensi konflik geopolitik mendorong penguatan dolar AS.
  • Mata uang Asia mayoritas melemah, termasuk yen Jepang, dolar Singapura, won Korea, dan peso Filipina.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa (16/4) pagi dengan mengalami penurunan 239,5 poin atau 1,51 persen ke Rp16.087 per US$.

Pada Jumat (5/4) sore sebelum libur panjang Idulfitri, rupiah ditutup pada level Rp15.848 per US$, naik tipis 44,50 poin atau 0,28 persen.

Pelemahan rupiah sudah diperkirakan sebelumnya lantaran sejumlah situasi selama libur Lebaran mendorong investor beralih ke safe haven.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan sentimen penundaan pemangkasan suku bunga acuan AS dan tensi konflik geopolitik yang meninggi telah mendorong penguatan dolar AS belakangan ini.

Di samping itu, rilis data inflasi konsumen AS Maret yang dirilis saat libur Lebaran ternyata lebih tinggi dari ekspektasi pasar sehingga menguatkan persepsi bahwa Fed akan melakukan pemangkasan dalam waktu dekat.

"Hari ini rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS di hari kerja pertama pasca liburan lebaran. Indeks dolar AS saat ini sudah bergerak di atas kisaran 106. Selama libur lebaran di kisaran 105 dan sebelum lebaran di kisaran 104," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Selasa (16/4).

Selain itu, konflik di Timur Tengah, terutama serangan balasan Iran yang langsung ke negara Israel, menaikkan ketegangan di wilayah tersebut dan mengundang kekhawatiran pasar akan munculnya perang baru.

Walhasil, terdapat kecemasan bahwa perang akan menyebabkan gangguan suplai, meningkatkan inflasi, memicu perlambatan ekonomi global sehingga pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dan memicu penguatan dolar AS dan harga emas sebagai aset aman.

Sama seperti rupiah, pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini. 

Yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura turun 0,17 persen, dolar Taiwan turun 0,38 persen, won Korea melemah 0,94 persen, dan peso Filipina turun 0,24 persen. 

Kemudian, rupe India turun 0,03 persen, yuan Cina turun 0,01 persen, ringgit Malaysia turun 0,23 persen, dan baht Thailand turun 0,22 persen.

Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif dengan euro menguat 0,11persen dan poundsterling naik 0,14 persen, sementara dolar Kanada turun 0,14 persen dan franc Swiss melemah 0,18 persen.

Related Topics