Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Insentif PPN DTP Diperpanjang, Berikut Dampaknya bagi Emiten Properti

ilustrasi properti (pexels.com/Binyamin Mellish)
ilustrasi properti (pexels.com/Binyamin Mellish)
Intinya sih...
  • Insentif diperpanjang untuk pembelian rumah.
  • Tren penurunan suku bunga acuan diharapkan meningkatkan permintaan kredit.
  • Fasilitas tersebut diperpanjang untuk pembelian rumah hingga harga Rp5 miliar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Keuangan resmi memperpanjang fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian rumah hingga 31 Desember 2027. Insentif tersebut diproyeksi dapat meningkatkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales emiten properti.

Sebelumnya, insentif tersebut hanya diperpanjang hingga 2026.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan kepada Fortune Indonesia, Rabu (15/10), langkah tersebut diharapkan, "bisa meningkatkan kinerja fundamental ke depannya.”

Di samping itu, tren penurunan suku bunga acuan juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan kredit, yang tentunya menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten properti.

Dalam proyeksi Nafan, kebijakan tersebut dapat mendongkrak permintaan kelas menengah pada sektor properti.

“Emiten-emiten terkait sebaiknya bisa memanfaatkan kondisi makro ekonomi domestik yang semakin kondusif ini untuk meningkatkan kinerja,” katanya.

Laman IDN Times mewartakan penjelasan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengenai kebijakan yang ditujukan untuk menjaga daya beli kelas menengah tersebut--sekaligus mendukung sektor properti yang memiliki multiplier effect terhadap perekonomian.

Menurut Purbaya, insentif yang ditujukan untuk pembelian rumah dengan harga hingga Rp5 miliar ini diproyeksikan akan menyasar 40.000 rumah per tahun.

Selain insentif PPN DTP bagi kelas menengah, pemerintah tetap melanjutkan dukungan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Pada 2025, subsidi rumah melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) ditargetkan mencapai 350.000 unit, dan program renovasi rumah (BSPS) 40.000 unit.

Beberapa emiten properti membukukan penurunan pada pendapatan prapenjualannya selama kuartal III-2025: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 20 persen (YoY) menjadi Rp903 miliar, setara 50 persen dari target 2025; PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 12 persen (YoY) menjadi Rp7,6 triliun atau setara 76 persen dari target 2025.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Market

See More

WIKA Bangunan Gedung (WEGE) Buka Suara Soal Merger BUMN Karya

15 Okt 2025, 16:58 WIBMarket