MARKET

Harga Emas Dunia Sedang Melambung, Ini Prospek Ke Depannya

Penguatan harga emas dipengaruhi sentimen ekonomi global.

Harga Emas Dunia Sedang Melambung, Ini Prospek Ke DepannyaPixfiction/Shutterstock
15 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga emas dunia, perlahan tapi pasti, terus menguat terutama sejak awal bulan ini. Kenaikan harga aset safe haven tersebut diperkirakan masih akan berlanjut seiring sentimen pemulihan ekonomi global, terutama risiko inflasi.

Berdasarkan data dari goldprice.org, harga emas pada perdagangan Minggu (14/11) mencapai US$1.857 per troy ounce. Dalam sepekan terakhir, harga aset tersebut telah naik 2,3 persen. Pada bulan lalu, peningkatannya 3,7 persen.

Dalam jangka panjang, posisi harga emas sedemikian menjadi yang tertinggi sejak Juni 2021—saat itu US$1.907 per troy ounce. Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), harga emas dunia masih melemah 1,6 persen.

Sentimen pemulihan ekonomi global

Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (12/11), melambungnya harga emas dunia diperkirakan akibat kekhawatiran terhadap nilai inflasi yang tinggi—terutama dipicu kenaikan indeks harga konsumen di Amerika Serikat. Di saat sama, bank sentral AS juga masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan tetap rendah hingga kini.

Analis dari Societe Generale memperkirakan harga emas dunia akan mencapai kisaran U$1.950 per troy ounce pada kuartal pertama 2022. Kondisi ini mengingat “komitmen baru” dari bank Sentral AS untuk mendukung ekonomi sembari melepaskan laju inflasi lebih tinggi.

“Harga emas dunia ini dalam dua bulan ke depan sudah kelihatan arahnya mengalami penguatan,” kata Analis sekaligus Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kepada Fortune Indonesia, Senin (15/11). “Memang masih bertahan di level US1.800an per troy ounce, tapi kemungkinan akan kembali menguat ke US$1900an per troy ounce di akhir 2021.”

Selain soal tren inflasi tinggi, kata Ibrahim, harga emas juga menguat akibat dipengaruhi sentimen perekonomian Tiongkok yang tengah tersangkut krisis properti dan krisis energi. Itu juga belum termasuk kabar kenaikan kasus COVID-19 di wilayah ekonomi Eropa.

Ibrahim memperkirakan harga emas pada 2022 bisa mencapai US$1.700 per troy ounce (support) hingga US$2.100 per troy ounce. Proyeksi ini sejalan dengan risiko kenaikan kasus virus corona global, keputusan suku bunga bank sentral AS, serta penggelontoran kembali stimulus pandemi di banyak negara.

Harga emas Antam

Ibrahim menambahkan tren penguatan harga emas dunia saat ini juga berdampak pada harga logam mulia dalam negeri—yang dipasarkan oleh PT Aneka Tambang Tbk. “Biasanya kalau pada saat emas dunia mengalami kenaikan logam mulia pun juga sama walaupun seandainya tertahan oleh pelemahan rupiah tapi akan ada kenaikan harga tersendiri,” katanya.

Berdasarkan data dari Logam Mulia, harga emas Antam pada perdagangan Senin (15/11) pagi mencapai Rp955.000 per gram, atau naik 4,5 persen dalam sebulan terakhir. Namun, secara tahunan harga emas turun 3,0 persen.

Posisi harga itu juga menjadi yang tertinggi sejak Juni 2021 (sebesar Rp964.000 per gram). Pada Januari tahun ini, harga emas Antam sempat menyentuh Rp981.000 per gram.

Related Topics