MARKET

Kinerja Bagus, Bagaimana Prospek Harga Saham Mitratel

Saham Mitratel dinilai termasuk defensif saat ini.

Kinerja Bagus, Bagaimana Prospek Harga Saham MitratelIlustrasi Menara BTS. (ShutterStock/Alpen Works)
14 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel belum bergerak signifikan meski memiliki kinerja bagus. Menurut Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk tersebut masih menghadapi tantangan dalam membelanjakan dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

“Kontribusinya terhadap pendapatan baru akan terlihat paling cepat tahun depan,” kata Wawan kepada Fortune Indonesia, Senin (14/3).

Mitratel resmi melantai di BEI November tahun lalu dengan meraup dana lebih dari Rp18 triliun. Ketika itu, harga saham penawaran perseroan mencapai Rp800 per lembar. Harganya saat ini sekitar Rp815 per saham.

Padahal, kinerja BUMN menara tersebut sedang gemilang. Tahun lalu, perusahaan tersebut meraup laba Rp1,38 triliun atau naik lebih dari 2 kali lipat ketimbang Rp601,96 miliar pada 2020. Sebagai perbandingan, labanya pada 2019 mencapai Rp516 miliar.

Wawan menaksir dalam jangka pendek saham yang menurutnya termasuk defensif itu bakal tersambar sentimen positif jika melakukan aksi akuisisi menara. 

Strategi Mitratel pada 2022

Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama, sempat menyampaikan optimismenya mengenai kinerja perseroan 2021 serta proyeksinya pada tahun ini. Menurut Hendra, pencapaian laba 2021 itu menjadi bukti bahwa profitabilitas perseroan baik.

“Perusahaan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders,” katanya dalam keterangan kepada media, Jumat (15/3).

Pada 2021, Mitratel telah menambah sebanyak 796 menara dan 2.376 tenant secara organik. Selain itu, perseroan melakukan strategi pertumbuhan inorganik melalui akuisisi menara Telkomsel sebanyak 8.139 tower dan 8.215 tenant, serta konsolidasi aset tower Telkom sebanyak 798 menara dan 1.432 tenant. Hingga akhir 2021, jumlah menari Mitratel mencapai 28.206 unit, naik 52,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Demi menjaga pertumbuhan berkelanjutan, kata Hendra, Mitratel memiliki empat strategi. Perseroan akan terus memacu pertumbuhan organik dengan membidik peluang permintaan menara baru (B2S) dan colocation dari MNO melalui peningkatan kapasitas dan cakupan layanan.

Lalu, strategi merger dan akuisisi (M&A) untuk melengkapi pertumbuhan organik. Kemudian, ekspansi ke layanan baru dengan mengembangkan pelbagai portofolio layanan infrastruktur digital seperti fiber, edge infra solution, power-to-tower dan digital services (seperti Internet of Things). Berikutnya, meningkatkan efisiensi operasional.

“Tahun ini, kami menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen dengan 750 pembangunan menara dan 3.000 kolokasi secara organik, serta tambahan 3.000 tower secara inorganik,” ujar Hendra yang juga Direktur Investasi Mitratel.

Related Topics