MARKET

Pasar Turun, Investor Kripto Mesti Diversifikasi Asetnya

Membuka potensi keuntungan dari aset lain.

Pasar Turun, Investor Kripto Mesti Diversifikasi AsetnyaIlustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova
27 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Investor aset kripto perlu menerapkan strategi diversifikasi aset seiring menurunnya kondisi pasar saat ini. Antusiasme yang tinggi terhadap kripto juga mesti diimbangi dengan tingkat pengetahuan mengenai aset keuangan yang cukup.

Head of Corporate Communication Pluang, Kartika Dewi, menyatakan strategi diversifikasi aset menjadi jurus ampuh untuk melindungi nilai portofolio di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Diversifikasi juga menjadi peluang untuk membuka keuntungan dari aset-aset lainnya,” kata Dewi dalam rilis pers, Senin (27/2). Menurutnya, investor bisa memilik aset-aset lain, seperti emas, reksa dana, ataupun saham yang memiliki profil risiko relatif lebih rendah ketimbang kripto.

Menurut data dari Investing.com, harga Bitcoin saat artikel ini ditulis bertengger pada US$23.416 atau terkoreksi 45,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ditilik dalam jangka panjang, Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$69.000 pada November 2021.

Penggiat komunitas investasi sekaligus crypto miner, Prathama Nugraha, menyatakan para investor kripto memerlukan panduan untuk mengelola aset pada tahun ini. 

“Para investor kripto percaya bahwa volatilitas ini merupakan siklus empat tahunan yang sudah berulang dalam satu dekade terakhir. Dibandingkan aset investasi lainnya, ukuran pasar kripto relatif kecil dan memiliki banyak potensi untuk berkembang,” ujarnya.

Strategi investasi

Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys

Menurut Prathama, investor bisa melakukan tiga aktivitas di pasar aset kripto, mulai dari trading atau jual beli aset, mining atau produksi aset baru, dan staking atau menyimpan aset kripto untuk beroleh keuntungan pasif.

“Mengetahui perbedaan karakteristik ekosistem ini membantu para investor kripto di Indonesia untuk mengenali profil risiko investasi masing-masing sebelum terjun ke salah satu dari pilihan skema tersebut,” katanya.

Sementara itu, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, berpendapat investor perlu ekstra waspada dalam berinvestasi di aset kripto karena jumlah kasus investasi bodong yang tidak sedikit.

“Banyaknya kasus ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengetahui praktik legal investasi kripto dan tergiur keuntungan secara instan,” kata Dian.

Dia menyarankan investor untuk meningkatkan pengetahuannya dengan mempelajari dinamika pasar. Sementara, untuk melindungi asetnya, investor juga perlu memahami ihwal regulasi yang mengatur aset agar terhindar dari praktik investasi ilegal.

Related Topics