MARKET

Saham Teknologi Terkoreksi, Ini Prospeknya Menurut Manajer Investasi

Prospek saham teknologi beriring kinerja profitabilitas.

Saham Teknologi Terkoreksi, Ini Prospeknya Menurut Manajer InvestasiKaryawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
20 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kinerja indeks saham teknologi tercatat mengalami kontraksi sepanjang tahun ini. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu (20/4), nilai indeks saham sektor ini sebesar 9.025, atau menurun 4,01 persen secara year-to-date (ytd) ketimbang sebelumnya yang 9.401.

Namun, jika dihitung secara tahunan (year-on-year/yoy), indeks teknologi masih melaju 177,1 persen. Sebagai informasi, BEI baru memperkenalkan indeks sektor ini pada Januari tahun lalu. Kala itu, nilai indeksnya tercatat 2.157.

Performa saham teknologi tak lepas dari kondisi pemulihan ekonomi domestik. Menurut Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi, Aliyahdin Saugi, perseroan masih optimistis akan prospek saham sektor ini.

Meskipun, kata pria yang akrab disapa Adi ini, nantinya peluang saham teknologi ini juga akan bergantung pada persepsi pelaku pasar dan kinerja mereka.

“Kami melihat saham-saham teknologi ini untuk jangka panjang,” kata Adi kepada Fortune Indonesia, Senin (11/4), seraya menambahkan bahwa saham-saham ini tergolong mahal.

Valuasi

Bursa saham Amerika Serikat yang terletak di 11 Wall Street, Lower Manhattan, New York City. Di bursa saham tersebut miliaran dolar saham diperdagangkan setiap hari. Shutterstock/orhan akkurt
Bursa saham Amerika Serikat yang terletak di 11 Wall Street, Lower Manhattan, New York City. Di bursa saham tersebut miliaran dolar saham diperdagangkan setiap hari. Shutterstock/orhan akkurt

Senada, Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael T. Tjoajadi, berpendapat valuasi saham-saham teknologi di tingkat global menunjukkan tren penurunan.

“Karena valuasi mereka sudah sangat-sangat tinggi,” ujar Michael kepada Fortune Indonesia, Selasa (12/4).

Indeks sektor teknologi Nasdaq-100 di pasar saham Amerika Serikat (AS) yang turun 18,26 persen sejak awal tahun atau secara ytd bisa jadi misal. Lalu, indeks teknologi Hang Seng di bursa Hong Kong pada kurun sama terkoreksi 26,7 persen.

Menurut statistik bulanan BEI per Maret 2022, setidaknya ada empat perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar pada indeks teknologi, di antaranya: PT Elang Mahkota Teknologi (market cap Rp150,04 triliun), PT DCI Indonesia Tbk (Rp103,22 triliun), PT Bukalapak.com Tbk (Rp39,37 triliun), dan PT M Cash Integrasi Tbk (Rp10,69 triliun).

Ambil contoh saham Elang Mahkota Teknologi atau EMTK yang secara ytd meningkat 13,5 persen. Saham M Cash Integrasi pada kurun sama juga menguat lebih dari 19 persen. Sedangkan, saham DCI Indonesia dan Bukalapak masing-masing terkoreksi 16,4 persen dan 14,6 persen.

DCI tahun lalu meraih kenaikan laba 42,8 persen menjadi Rp261,45 miliar. Lalu, Bukalapak pada 2021 rugi Rp1,67 triliun, atau meningkat 24,0 persen secara tahunan. Sedangkan, EMTK dan M Cash Integrasi belum mengumumkan kinerja keuangan keseluruhan 2021.

Tantangan kinerja

Perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/4).
IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Related Topics