Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Indokripto, Perusahaan Kripto Pertama yang Masuk Bursa

Indokripto, Perusahaan Kripto Pertama yang Masuk Bursa.png
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (Dok. Indokripto)
Intinya sih...
  • PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi perusahaan kripto pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
  • Perusahaan ini memiliki dua entitas utama, yakni PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), yang berperan penting dalam pembentukan ekosistem aset kripto yang terintegrasi dan teregulasi.
  • Indonesia menempati peringkat ketiga secara global dalam hal adopsi aset kripto, dengan jumlah investor mencapai 14,16 juta orang dan total nilai transaksi mencapai Rp650,61 triliun pada akhir 2024.

Jakarta, FORTUNE - Industri aset kripto di Indonesia mencatat sejarah baru. PT Indokripto Koin Semesta Tbk (kode emiten: COIN) resmi menjadi perusahaan kripto pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) ini dilakukan pada Rabu, (9/7), menjadikan COIN sebagai emiten ke-18 yang tercatat tahun ini. Melalui IPO tersebut, COIN berhasil menghimpun dana sebesar Rp220 miliar dengan harga penawaran Rp100 per saham. Saham COIN mendapat respons positif dari investor dan mengalami oversubscription lebih dari 180 kali, dengan jumlah pemesanan dari lebih dari 200.000 calon investor.

Lalu, seperti apa profil Indokripto, perusahaan kripto pertama yang masuk bursa ini? Berikut ini penjelasan lengkapnya!

Profil PT Indokripto Koin Semesta Tbk

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (kode emiten: COIN) resmi tercatat sebagai emiten ke-18 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025. Pencatatan ini menjadikan Indokripto sebagai perusahaan aset kripto pertama yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal Indonesia, bahkan di dunia.

Perusahaan ini berperan sebagai perusahaan holding yang membawahi dua entitas utama, yakni:

  • PT Central Finansial X (CFX), yang mengelola Bursa Aset Kripto dan Bursa Berjangka

  • PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), yang bergerak di bidang jasa kustodian aset kripto

Selain itu, COIN juga menjalankan jasa konsultasi manajemen bagi perusahaan anak, mencakup perencanaan bisnis, strategi investasi, operasional, hingga keuangan.

Didirikan pada tahun 2022, Indokripto merupakan perusahaan holding yang memiliki fokus utama pada pengembangan ekosistem perdagangan aset digital. Selama masa penawaran umum perdana (IPO) yang berlangsung pada 2–7 Juli 2025, saham COIN mendapatkan respons sangat positif.

IPO mengalami oversubscribed lebih dari 180 kali dengan total pemesanan dari lebih 200.000 investor. Dari IPO tersebut, Perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp220 miliar dengan harga penawaran Rp100 per saham.

CFX dan ICC, sebagai pilar utama Indokripto

Indokripto memiliki dua pilar utama dalam operasional bisnisnya, yaitu CFX dan ICC, yang berperan penting dalam membentuk ekosistem aset kripto yang terintegrasi dan teregulasi.

PT Central Finansial X (CFX) merupakan Bursa Aset Kripto dan Bursa Berjangka yang telah mendapat izin resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) pada 2023. Sejak 10 Januari 2025, pengawasan terhadap aset kripto di Indonesia berpindah dari BAPPEBTI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjadikan CFX sebagai Bursa Aset Kripto pertama yang diregulasi oleh OJK.

CFX memiliki peran utama sebagai penyelenggara perdagangan aset digital yang aman dan transparan. Saat ini, CFX tercatat memiliki 31 Anggota Bursa, dengan 20 di antaranya telah mengantongi izin sebagai Pedagang Aset Kripto. CFX juga mengelola pasar derivatif kripto sebagai upaya menyediakan instrumen lindung nilai bagi pelaku pasar.

Di sisi lain, PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) berfungsi sebagai lembaga kustodian yang menyimpan dan mengamankan aset kripto para pengguna dan pelaku usaha. ICC mendapat izin resmi dari BAPPEBTI pada Desember 2023 untuk menjadi Pengelola Tempat Penyimpanan Aset Kripto.

ICC bertanggung jawab dalam menjaga aset, menciptakan transparansi, serta menjamin keamanan bagi konsumen, lembaga kliring, dan pelaku pasar lainnya. Singkatnya, ICC berperan penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap keamanan transaksi di pasar aset kripto Indonesia.

Pertumbuhan pasar kripto Indonesia

Berdasarkan laporan Chainalysis Global Crypto Adoption Index, Indonesia kini menempati peringkat ketiga secara global dalam hal adopsi aset kripto, naik dari posisi ketujuh sebelumnya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan adopsi kripto tertinggi di Asia Tenggara.

Per April 2025, jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 14,16 juta orang, meningkat signifikan dibandingkan Januari 2025 yang berada di angka 12 juta. Sementara itu, total nilai transaksi aset kripto nasional mencapai Rp650,61 triliun pada akhir 2024.

Kehadiran Bursa CFX dan lembaga kustodian ICC di bawah naungan Indokripto dinilai berperan penting dalam menjaga kestabilan dan transparansi pasar. Langkah Perseroan menjadi perusahaan terbuka dinilai turut mendorong adopsi aset kripto di masyarakat sekaligus memperkuat legitimasi ekosistem digital di Indonesia.

Strategi dan arah pengembangan PT Indokripto Koin Semesta Tbk

Dana hasil IPO senilai Rp220 miliar akan dialokasikan untuk penguatan modal kerja anak perusahaan, yakni 85% untuk CFX dan 15% untuk ICC. Investasi ini difokuskan untuk memperluas layanan perdagangan dan penyimpanan aset kripto, termasuk pengembangan produk derivatif sebagai instrumen lindung nilai.

COIN menargetkan dapat memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam infrastruktur aset digital Indonesia. Produk derivatif menjadi prioritas dalam strategi pengembangan karena dapat tetap aktif ditransaksikan meski pasar spot mengalami penurunan harga.

Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menyatakan bahwa langkah menjadi perusahaan terbuka merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mewujudkan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance/GCG), serta memastikan operasional yang transparan dan diawasi publik. Ia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat perdagangan kripto Asia Tenggara.

Di sisi lain, Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, menyampaikan bahwa pada akhir 2024, COIN mencatat net profit margin sebesar 42,32% dari total pendapatan. Hal ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan bisnis Perseroan di tengah dinamika industri kripto global.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tubagus Imam Satrio
EditorTubagus Imam Satrio
Follow Us