Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

9 Perbedaan Bursa Saham Indonesia dan Luar Negeri

grafik saham
ilustrasi bursa saham Indonesia dan luar negeri (Unsplash.com/Anne Nygård)
Intinya sih...
  • Bursa luar negeri menawarkan stabilitas, likuiditas, dan pilihan sektor yang beragam. Sementara pasar Indonesia menghadirkan peluang pertumbuhan besar dengan akses yang lebih mudah bagi investor lokal.
  • Bursa saham luar negeri memiliki jumlah emiten lebih banyak, sementara BEI masih terbatas.
  • Kapitalisasi pasar luar negeri jauh lebih besar, namun BEI punya potensi pertumbuhan yang menjanjikan.
  • Likuiditas saham luar negeri lebih tinggi, sementara akses ke BEI lebih mudah bagi investor lokal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak investor pemula sering bertanya, lebih baik berinvestasi di bursa saham Indonesia atau luar negeri? Sebab, terdapat perbedaan bursa saham Indonesia dan luar negeri, mulai dari karakteristik, kelebihan, sekaligus risikonya.  

Bursa saham luar negeri, misalnya di Amerika Serikat, dikenal dengan kapitalisasi pasar raksasa dan dominasi perusahaan teknologi global. Investor pun bisa membeli saham mulai dari 1 lembar, bahkan fractional shares. Sementara itu, di Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian minimal 1 lot atau 100 lembar tetapi diimbangi dengan akses yang lebih mudah serta potensi pertumbuhan besar dari sektor-sektor yang dekat dengan kebutuhan masyarakat domestik.

Lantas, apa saja perbedaan mendasar antara bursa saham Indonesia dan luar negeri? Mulai dari jumlah emiten, kapitalisasi pasar, likuiditas, hingga sektor unggulan, semuanya punya daya tarik sekaligus tantangan tersendiri. Untuk lebih jelasnya, mari simak ulasan berikut.

1. Jumlah lot dan emiten

Salah satu perbedaan bursa saham Indonesia dan luar negeri paling nyata terletak pada aturan pembelian saham. Di Indonesia, investor wajib membeli minimal 1 lot atau 100 lembar saham. Di luar negeri, terutama di Amerika Serikat, investor bisa membeli mulai dari 1 lembar saham, bahkan fractional shares (kurang dari satu lembar). Hal ini membuat investasi di pasar luar negeri lebih fleksibel, terutama bagi pemula dengan modal terbatas.

Selain itu, jumlah emiten dan kapitalisasi pasar juga berbeda jauh. Bursa saham luar negeri, khususnya Amerika Serikat, memiliki jumlah emiten jauh lebih banyak, yaitu lebih dari 2.300 emiten, dibandingkan Indonesia. Sebaliknya, BEI masih relatif terbatas dengan sekitar 700 emiten.

Walaupun jumlahnya tidak sebanyak di luar negeri, investor domestik tetap bisa menemukan peluang investasi menarik, terutama di sektor yang dekat dengan kebutuhan masyarakat Indonesia seperti perbankan, konsumsi, dan energi. Dengan jumlah yang lebih sedikit, investor juga lebih mudah memantau kinerja masing-masing emiten.

2. Kapitalisasi pasar

Pasar luar negeri, terutama Amerika, dikenal dengan kapitalisasi pasar raksasa. Nilainya mencapai ratusan ribu triliun rupiah, menandakan ukuran dan kekuatan finansial yang jauh lebih besar. Kondisi ini mencerminkan skala perusahaan multinasional yang sudah mendunia dan stabilitas pasar yang tinggi.

Di Indonesia, kapitalisasi pasar masih relatif kecil, meskipun pertumbuhannya konsisten setiap tahun. Nilai yang lebih rendah ini bukan berarti kelemahan, melainkan peluang pertumbuhan. Emiten-emiten lokal masih punya ruang besar untuk berkembang, sehingga investor berpotensi menikmati keuntungan dari fase pertumbuhan tersebut.

3. Likuiditas

Likuiditas menjadi salah satu perbedaan bursa saham Indonesia dan luar negeri. Saham luar negeri umumnya lebih likuid karena jumlah investor dan volume perdagangan yang jauh lebih besar. Likuiditas tinggi berarti investor bisa membeli atau menjual saham dengan cepat tanpa terlalu memengaruhi harga. Kondisi tersebut penting untuk Anda yang menyukai fleksibilitas dalam strategi trading.

Di sisi lain, saham Indonesia memiliki likuiditas yang lebih rendah, terutama pada emiten dengan kapitalisasi kecil. Namun, saham-saham unggulan (blue chip) di BEI tetap menawarkan likuiditas memadai. Investor lokal bisa memanfaatkan kondisi ini untuk berinvestasi dengan strategi jangka panjang.

4. Regulasi dan pengawasan

Biasanya, bursa luar negeri diawasi oleh otoritas dengan standar internasional yang ketat, seperti SEC di Amerika Serikat. Regulasi yang kuat memberikan kepercayaan bagi investor bahwa perusahaan harus transparan dan patuh terhadap aturan. Hal ini juga mengurangi risiko penipuan atau manipulasi pasar.

Di sisi lain, saham domestik pengawasan pasar modal dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI. Regulasi terus diperbaiki dari waktu ke waktu, meskipun tantangan tetap ada. Investor domestik masih perlu lebih cermat dalam membaca laporan keuangan dan melakukan analisis fundamental agar tidak terjebak pada saham yang kurang sehat.

5. Akses investor

Investasi di bursa luar negeri membutuhkan akses khusus, seperti membuka rekening melalui broker internasional dan membayar biaya tambahan. Selain itu, ada hambatan bahasa, perbedaan zona waktu, hingga pemahaman regulasi. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi investor pemula yang belum terbiasa.

Sebaliknya, akses ke BEI jauh lebih mudah untuk investor dalam negeri. Proses pembukaan rekening efek dapat dilakukan secara online melalui aplikasi sekuritas lokal. Investor juga bisa memulai dengan modal relatif kecil, sehingga cocok untuk tahap belajar sekaligus membangun kebiasaan investasi.

6. Mata uang

Saham luar negeri diperdagangkan menggunakan mata uang asing, seperti dolar AS. Artinya, selain fluktuasi harga saham, investor juga terpengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika rupiah melemah, keuntungan dari saham luar negeri bisa bertambah, tetapi risiko kerugian juga meningkat.

Di BEI, saham diperdagangkan menggunakan rupiah. Hal ini membuat investor lebih mudah menghitung keuntungan tanpa risiko tambahan dari fluktuasi kurs. Faktor ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak investor pemula memilih memulai perjalanan investasi di pasar domestik terlebih dahulu.

7. Risiko politik dan ekonomi

Bursa saham luar negeri, terutama di negara maju, biasanya lebih stabil dari sisi politik dan ekonomi. Stabilitas ini memberikan rasa aman bagi investor jangka panjang. Namun, krisis global atau isu geopolitik tetap bisa memengaruhi pasar secara signifikan.

Hal tersebut tentu berbeda dengan Indonesia yang memiliki dinamika politik dan ekonomi. Kebijakan pemerintah, kondisi inflasi, hingga pemilu bisa berpengaruh pada pergerakan indeks. Meski demikian, investor yang jeli justru dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperoleh keuntungan dari peluang jangka pendek.

8. Sektor unggulan

Bursa luar negeri terkenal dengan sektor teknologi yang mendominasi, misalnya perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, atau Tesla. Sektor ini terus tumbuh pesat dan menjadi daya tarik utama bagi investor global.

Sementara itu, BEI lebih banyak didominasi oleh sektor perbankan, konsumsi, energi, dan infrastruktur. Sektor-sektor ini erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sehingga tetap memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.

9. Potensi pertumbuhan

Perbedaan bursa saham Indonesia dan luar negeri berikutnya terletak pada potensi pertumbuhannya. Pasar luar negeri, khususnya negara maju, menawarkan stabilitas dengan pertumbuhan yang relatif lebih lambat karena sudah berada di tahap matang. Biasanya, investor mendapatkan keuntungan dari dividen atau kenaikan harga saham yang lebih konsisten.

Sebaliknya, pasar Indonesia yang masih berkembang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar. Meski risikonya lebih tinggi, peluang untuk mendapatkan keuntungan signifikan juga lebih terbuka. Bagi investor yang berani mengambil risiko, pasar domestik bisa menjadi ladang investasi yang menjanjikan.

Itulah informasi mengenai perbedaan bursa saham Indonesia atau luar negeri. Memilih antara bursa saham Indonesia atau luar negeri bergantung pada profil risiko dan tujuan finansial masing-masing investor. 

Bagi pemula, memulai dari BEI bisa menjadi langkah bijak untuk memahami dinamika pasar. Setelah itu, diversifikasi ke bursa luar negeri dapat dilakukan sebagai strategi lanjutan untuk memperluas portofolio.

Semoga informasi bermanfaat, ya!

FAQ tentang bursa saham Indonesia

  1. Apa itu Bursa Saham Indonesia (BEI)?

    BEI adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan dan mengatur perdagangan efek di Indonesia.

  2. Siapa yang bisa membeli saham di BEI?

    Individu maupun institusi dapat membeli saham melalui perusahaan sekuritas yang terdaftar.

  3. Apa indeks utama di Bursa Saham Indonesia?

    Indeks utama adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang mencerminkan pergerakan seluruh saham di BEI.

  4. Bagaimana cara mulai berinvestasi di saham?

    Calon investor harus membuka rekening efek di sekuritas, lalu bisa membeli saham sesuai modal dan strategi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us