Analis Prediksi Tren Bullish Harga Emas Masih Berlanjut
Sejauh ini belum ada tanda-tanda harga emas akan turun.
Jakarta, FORTUNE - Harga Emas minggu ini diprediksi akan terus bergerak dalam tren bullish yang kuat, didorong oleh beberapa faktor fundamental dan teknikal yang menunjukkan sinyal positif. Menurut analisis Andrew Fischer, Dupoin Indonesia, menyatakan peluang kenaikan harga emas masih cukup tinggi.
Fischer menyatakan, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan penurunan harga dalam waktu dekat. Namun, ia juga mengingatkan bahwa situasi dapat berubah tergantung pada data ekonomi yang akan dirilis minggu ini, khususnya Indeks Harga Konsumen (CPI/Consumer Price Index) AS, yang kemungkinan besar akan menjadi faktor penentu arah harga emas ke depannya.
Data CPI AS yang akan dirilis minggu ini menjadi fokus utama bagi para investor dan analis, karena data ini sering kali digunakan sebagai acuan untuk kebijakan moneter Federal Reserve. Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, hal ini dapat memicu spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga, yang biasanya memberikan dorongan tambahan bagi harga emas. Fischer mencatat bahwa ekspektasi penurunan suku bunga semakin kuat setelah beberapa komentar dari para pejabat The Fed, yang mengindikasikan bahwa inflasi mungkin sudah cukup terkendali untuk memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter.
Selain faktor teknikal, Fischer juga mencatat bahwa pasar emas saat ini masih stabil setelah mengalami kenaikan tajam pada sesi sebelumnya. Pada hari Jumat (9/8), harga emas di pasar spot tercatat turun tipis sebesar 0,1% menjadi $2.422,99 per ounce, setelah sebelumnya mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,9% pada hari Kamis. Meskipun demikian, emas batangan mengalami penurunan sekitar 0,8% secara mingguan, menandai penurunan mingguan terbesar sejak 7 Juni.
Di sisi lain, penurunan imbal hasil Treasury AS telah menjadi salah satu faktor yang mendukung harga emas minggu ini. Penurunan imbal hasil ini membuat emas lebih menarik bagi investor yang mencari aset aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Penurunan nilai dolar AS sebesar 0,1% terhadap mata uang utama lainnya juga memperkuat daya tarik emas bagi investor internasional.
Para pembuat kebijakan di The Fed semakin yakin bahwa inflasi telah cukup mendingin, sehingga memberikan ruang bagi penurunan suku bunga tanpa harus khawatir tentang gejolak di pasar saham. Fokus investor kini beralih ke data CPI AS yang akan dirilis minggu ini, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter The Fed. Jika data menunjukkan inflasi yang terkendali, ini dapat memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga, yang pada gilirannya dapat mendorong harga emas lebih tinggi.
Dalam skenario di mana The Fed mulai menurunkan suku bunga, kemungkinan besar investor yang sensitif terhadap suku bunga akan kembali melirik emas sebagai aset investasi, terutama melalui Exchange Traded Funds (ETF) yang berfokus pada emas. Hal ini dapat memicu kenaikan harga emas yang lebih signifikan dalam beberapa minggu ke depan.
Minggu ini menjadi krusial bagi pergerakan harga emas, dengan berbagai faktor makroekonomi yang dapat mempengaruhi tren pasar. Secara keseluruhan, tren bullish emas masih kuat, namun data CPI minggu ini akan menjadi penentu utama arah harga emas selanjutnya.