Jakarta, FORTUNE - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp2,03 triliun sepanjang semester I-2024 atau turun 26,76 persen dari periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp2,77 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional perseroan sepanjang paruh pertama 2024.
Total penjualan batu bara PTBA pada Januari–Juni tahun ini mencapai 20,05 juta ton, meningkat 15 persen secara tahunan (yoy). Ekspor batu bara PTBA pada periode ini mencapai 8,48 juta ton atau naik 20 persen yoy dibandingkan dengan semester I-2023 sebesar 7,10 juta ton.
Sementara realisasi domestic market obligation (DMO) mencapai 11,57 juta ton, tumbuh 12 persen dibandingkan dengan periode sama 2023 yang sebesar 10,33 juta ton.
Pada semester yang sama, produksi batu bara PTBA mencapai 18,76 juta ton dan realisasi angkutan dengan kereta api 17,33 juta ton.
Manajemen PTBA dalam keterangan resminya menyatakan bahwa tantangan utama perseroan pada tahun ini adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19 persen secara tahunan dari US$93,49 per ton pada semester I-2023 menjadi US$75,89 per ton pada semester I-2024.
Sementara itu, rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36 persen secara tahunan menjadi US$130,66 per ton, dari US$ 204,27 per ton pada semester I-2023.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," demikian manajemen PTBA dalam keterangannya yang dimuat pada kanal keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa (5/8).
Perusahaan tersebut pun berharap pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) batu bara dapat segera terealisasi dan berdampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.