Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Saison Capital Luncurkan Onigiri Capital untuk Startup Blockchain Aset Riil

blockchain (Unsplash.com/Hitesh Choudhary)
blockchain (Unsplash.com/Hitesh Choudhary)
Intinya sih...
  • Target dana kelolaannya mencapai US$50 juta.
  • Onigiri Capital telah berhasil mengamankan komitmen investasi sebesar US$35 juta.
  • Tren tokenisasi aset riil diproyeksikan mencapai nilai pasar US$10 triliun pada 2030.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Saison Capital, unit modal ventura dari Credit Saison, salah satu perusahaan keuangan non-bank Jepang, resmi meluncurkan Onigiri Capital. Dana investasi ini menargetkan dana kelolaan sebesar US$50 juta (sekitar Rp785 miliar) untuk berinvestasi pada startup blockchain yang berfokus pada tokenisasi aset riil (real-world asset). Onigiri Capital memosisikan diri sebagai jembatan institusional yang menghubungkan inovasi global dengan jaringan keuangan di Asia.

Hingga saat ini, Onigiri Capital telah berhasil mengamankan komitmen investasi sebesar US$35 juta. Dana ini akan dialokasikan pada startup tahap awal yang membangun solusi pada lima sektor utama: stablecoin, sistem pembayaran, aset yang ditokenisasi, keuangan terdesentralisasi (DeFi), dan infrastruktur pasar keuangan.

Peluncuran ini dilakukan di tengah momentum pemulihan pendanaan modal ventura pada sektor blockchain, yang kini mencapai level tertingginya sejak 2022. Tren tokenisasi aset riil sendiri diproyeksikan akan mencapai nilai pasar US$10 triliun pada 2030, seiring langkah institusi keuangan global seperti BlackRock di AS, serta MUFG dan Bank of China di Asia, yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam infrastruktur keuangan tradisional mereka.

Dipimpin oleh Managing Partner Qin En Looi (Partner, Saison Capital) dan Hans de Back, Onigiri Capital mengombinasikan keahlian keduanya dalam investasi tahap awal pada sektor teknologi finansial dan aset digital. Dengan dukungan dari jaringan Credit Saison Group, dana ini menawarkan akses langsung bagi portofolio startup ke bank, manajer aset, dan perusahaan asuransi yang melayani ratusan juta nasabah di pasar utama Asia, termasuk Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

"Pusat gravitasi inovasi aset dunia nyata sedang bergeser, dan peran Asia tumbuh secara eksponensial," ujar Qin En Looi dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (15/9). “Kami melihat ada celah kritis di pasar AS: tidak adanya keahlian khusus yang dibutuhkan untuk menavigasi dan berhasil di pasar Asia yang dinamis seperti Jepang, Korea, Indonesia, dan Singapura. Latar belakang institusional dan jaringan kami yang kuat di kawasan ini dapat menjadi landasan peluncuran bagi para pendiri dan pengembang dari AS untuk mendorong kemajuan nyata dalam skala besar dan kecepatan tinggi.”

Rekam jejak Looi memiliki relevansi kuat dengan Indonesia. Ia terlibat aktif dalam penyusunan regulasi dan kebijakan aset digital, termasuk menjadi salah satu penulis laporan resmi Project Wira, yang mendorong peluncuran Tokenize Indonesia. Proyek tersebut menguji coba lebih dari 80 startup tokenisasi bersama empat institusi perbankan dan teknologi terkemuka di Indonesia.

Sementara itu, Hans de Back membawa pengalaman puluhan tahun dalam mendorong ekosistem inovasi di Asia Tenggara, dengan spesialisasi pada pengembangan perusahaan teknologi baru dan investasi tahap awal.

“Kepercayaan terhadap blockchain membutuhkan validasi eksternal dan rekam jejak yang terbukti,” kata Hans de Back. “Kami hadir untuk melengkapi investor produk yang ada dengan menawarkan yang terbaik dari dua dunia—inovasi Silicon Valley yang dipadukan dengan validasi institusional Asia—dan menyediakan keahlian yang dibutuhkan untuk menghasilkan solusi berkualitas tinggi yang memenuhi standar keuangan global.”

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Market

See More

Diversifikasi Pasar, OMED Raup Pendapatan Rp1,47 triliun hingga Q3

30 Okt 2025, 13:40 WIBMarket