Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Seberapa Optimistis Pelaku Pasar pada Kans IHSG 2025 Sentuh 8.000?

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Jakarta, FORTUNE - Selama seminggu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat sebesar 5,63 persen per akhir perdagangan Jumat (22/8). Lantas, bagaimana proyeksi target IHSG 2025 dengan segala sentimen yang ada di semester-II 2025?

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Laksono Widodo, mengatakan, BRIDS memprediksi IHSG akan ditutup di level 7.960 pada akhir 2025. Itu merupakan proyeksi terbaru pada Agustus 2025.

"Proyeksinya naik terus, dari 7.300 pada Juli 2025, kemudian 14 Agustus direvisi naik," katanya saat ditemui di kantor Fortune Indonesia, 20 Agustus 2025, dikutip Jumat (22/8).

Menurut BRIDS, pergerakan IHSG pada semester-II akan ditopang sejumlah sentimen, seperti perkembangan arah kebijakan pemerintah yang semakin terlihat; penurunan suku bunga dalam negeri; serta ekspektasi The Fed untuk turut memangkas suku bunganya pada September 2025.

Dengan begitu, BRIDS menilai ada 4 sektor yang akan menuai sentimen positif, yakni: telekomunikasi, perbankan, properti, dan sumber daya alam.

Sementara itu, PT Sucor Sekuritas berpandangan lebih bullish lagi dengan prospek IHSG di sisa waktu 2025. CEO PT Sucor Sekuritas, Bernadus Wiijaya bahkan mengatakan bukan tak mungkin IHSG dapat menggeliat menuju 8.500.

Apa yang melandasi optimisme itu? Dengan ekspektasi tren penurunan suku bunga di paruh-II 2025, maka yield obligasi pemerintah berpotensi menurun. Dus, hal tersebut dapat menyebabkan rotasi portofolio manajer investasi dari instrumen tersebut untuk kembali ke pasar ekuitas.

"Ditambah lagi, SRBI terus cair kan. Lalu masuk ke mana [dananya]? Kalau yield obligasi pemerintah turun, maka berpeluang dimasukkan lagi ke pasar saham," jelasnya kepada Fortune Indonesia (15/8).

Belum lagi, menurutnya, belakangan ini rebound IHSG masih didorong oleh saham-saham konglomerasi. Salah satu sentimen terbaru terkait saham konglomerasi datang dari keputusan MSCI yang menyesuaikan bobot saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dari 0,25 menjadi 0,13 pada MSCI Indonesia Index hasil tinjauan Agustus 2025. Penyebabnya adalah input pelaku pasar ihwal ketidakpastian terkait porsi free float saham Grup Sinar Mas itu.

Di sisi lain, saham-saham blue chips belum terlalu bergerak banyak. Di sisa waktu semester-II ini, ia menilai, pergerakan saham-saham tersebut akan menjadi pendorong laju pasar dan IHSG.

"Menurut pandangan saya, 8.500 bukan harga yang mustahil untuk penghujung tahun ini," ujar Bernad lagi.

Mendekati akhir perdagangan Jumat (22/8), tepatnya pukul 16.44 WIB, IHSG terpantau melemah 0,40 persen di level 7.858,85.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us