Saham Meta Melejit 18% Usai Jumlah Pengguna Facebook Naik
Meta memprediksi pendapatan US$28-US$30 miliar di kuartal II
Jakarta, FORTUNE - Saham Meta terdongkrak lebih dari 18 persen setelah pengumuman kinerja kuartal pertama 2022. Kenaikan ini ditopang oleh sentimen, salah satunya kenaikan jumlah pengguna Facebook yang menunjukkan indikasi pemulihan.
Sebagai informasi, pengguna aktif harian (DAU/daily active users) Facebook mencapai 1,96 miliar; melampaui perkiraan IBES dari Refinitiv, yakni 1,95 miliar. Sementara pengguna aktif bulanan Meta mencapai 2,94 miliar; meleset dari perkiraan Wall Street yang hanya sebesar 30 juta. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (29/4).
CEO Meta, Mark Zuckerberg mengatakan, perusahaan bakal mengurangi biaya dan lebih berinvestasi pada alat kecerdasan buatan. Tujuannya, meningkatkan rekomendasi konten dan iklan sesuai preferensi pengguna.
Strategi itu akan dieksekusi bersamaan dengan ambisi jangka panjang Meta dalam membangun metaverse.
Perlambatan pertumbuhan Meta
Sebelumnya, Meta dilaporkan telah kehilangan sekitar 50 persen dari valuasinya sejak awal 2022. Penyebabnya adalah penurunan pengguna aktif harian untuk pertama kalinya; sehingga melahirkan proyeksi kinerja kuartalan yang suram.
Melihat pemulihan jumlah pengguna, Analis Insider Intelligence, Debra Williamson mengatakan, “Ini merupakan kabar baik, entah bagaimana Meta berhasil meningkatkan pertumbuhan DAU, menunjukkan semacam perubahan haluan dari kinerja kuartal sebelumnya.”
Akan tetapi, pertumbuhan pengguna aktif bulanan Meta melambat dengan signifikan. Sebab beberapa kuartal lalu, Meta mengandalkan pasar negara berkembang demi menjaga berputarnya roda pertumbuhan.
“Namun kini, kemungkinan peluang pertumbuhan tinggi (di pasar-pasar itu) mulai mengering,” ujar Williamson.
Berdasarkan data IBES, total pendapatan meningkat 7 persen manjadi US$27,91 miliar pada kuartal awal. Itu sedikit meleset dari perkiraan analis, yakni senilai US$28,20 miliar. Mayoritas pendapatan berasal dari penjualan iklan.
Penyebab perlambatan pertumbuhan
Faktor yang memengaruhi perlambatan itu beragam. Menurut Chief Official Officer, Dave Wehner, beberapa di antaranya, yakni: perlambatan penjualan e-commerce setelah meroketnya pertumbuhan selama pandemi, hilangnya pendapatan dari pasar Rusia, dan tergerusnya permintaan iklan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, Zuckerberg menyebut sejumlah tantangan lain, seperti: banyak situs yang menawarkan fitur video pendek seperti Reels, sehingga pendapatan dari lini bisnis itu pun terkikis.
Proyeksi pendapatan kuartal kedua 2022
Meta memprediksi dapat mencetak pendapatan di kisaran US$28 miliar–US$30 miliar pada kuartal kedua 2022. Sementara, para analis rata-rata memproyeksikan pendapatan kuartal senilai US$30,63 miliar.
Meta juga memangkas perkiraan total pengeluaran pada 2022 dari US$90 miliar–US$95 miliar menjadi US$87 miliar–US$92 miliar.
Karena tingkat pertumbuhan saat ini, Meta juga akan memperlambat laju sejumlah investasi jangka panjang, seperti di divisi perangkat keras Reality Labs—rumah bagi teknologi augmented reality dan virtual reality.