MARKET

Begini Prospek Sektor Teknologi dan Media di Tahun Kelinci

Bagaimana prospek sektor teknologi dan media pada 2023?

Begini Prospek Sektor Teknologi dan Media di Tahun KelinciSalah satu media PT Surya Citra Media Tbk, SCTV. (Shutterstock/farzand01)
30 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Musim dingin teknologi mengubah definisi strategi pelaku di sektor ini, demi bisa bertahan dan menghasilkan keuntungan. Bagaimana dengan prospeknya di 2023?

Menurut BRI Danareksa Sekuritas, dunia teknologi Asia Tenggara dan Indonesia tengah beradaptasi guna mempercepat meraih profitabilitas di tengah pendanaan yang tak sederas di awal perkembangan industri. Salah satunya, dengan mengenakan harga lebih tinggi kepada konsumen dan platform, yang akan berdampak pada kenaikan GTV dan keuntungan.

“Pertumbuhan organik sektor teknologi berada di jalur yang tepat karena perekonomian yang tangguh, berkat UMP lebih tinggi, subsidi, dan musim pemilihan umum (pemilu),” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset, seraya memproyeksikan pertumbuhan PDB nasional di rentang 4,9–5,1 persen tahun ini.

Mendongkrak belanja konsumen

Beberapa katalis itu akan mendongkrak belanja konsumen pada tahun kelinci air. Apalagi, ada normalisasi mobilitas dan musim lebaran di kuartal kedua 2023. Secara khusus, periode itu sendiri berkontribusi sektiar 30 persen dari omzet ritel secara tahunan. Hippindo menilai itu sebagai hal positif.

Selain itu, Hippindo memproyeksikan masa prapemilihan presiden akan meningkatkan indeks keyakinan konsumin. Begitu pula dengan Piala Dunia U20 yang akan berdampak terhadap konsumsi masyarakat.

Tentunya, itu akan memengaruhi lini belanja daring emiten teknologi, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI). “Mereka telah menunjukkan kemampuan menetralisir kenaikan pesanan msuiman dengan meningkatkan pertumbuhan di kuartal ketiga, yang lebih rendah secara musiman,” kata BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.

Bisnis e-commerce dan media

Di bisnis e-commerce, pemesanan makanan-minuman dan fesyen mendominasi. Untuk memaksimalkan pertumbuhan di tahun ini, Hippindo menyebut, pemasaran akan menjadi kunci krusial. “E-commerce memiliki posisi terbaik mengeksploitasi pemasaran langsung seperti TikTok,” tulis BRI Danareksa.

Mengapa? Karena platform itu lebih cepat menyentuh pasar, dengan pembayaran dan pengiriman yang lebih bervariasi dari ritel luring. Itu tergambar dalam bisnis seperti GOTO.

Selain media sosial, para peritel baik daring maupun luring dapat memilih media dan tv ketika pemilu sudah bergulir. “Ke depannya, kami memperkirakan pesan politik lebh banyak tersalurkan secara daring bersama dengan sponsor dan penempatan produk,” jelas BRI Danareksa Sekuritas.

Adapun, kehadiran omnichannel akan menjadi fase selanjutnya dari evolusi dunia ritel di Tanah Air. Dus, Hippindo memproyeksikan pertumbuhan omzet supermarket senilai 5–10 persen (YoY), dengan Ranch Market sebagai benchmark. Sementara itu, general trade diprediksi naik 6–10 persen (YoY).

Related Topics