MARKET

Bisnis Otomotif Pulih, Bagaimana Prospek Kinerja ASII di 2022?

Astra International juga ekspansif di bisnis digital

Bisnis Otomotif Pulih, Bagaimana Prospek Kinerja ASII di 2022?Gedung Astra Internasional. (dok.Astra)
14 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penjualan otomotif Grup Astra mengalami kebangkitan sepanjang 2021 dengan pertumbuhan 81,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, perusahaan juga ikut diuntungkan dengan melonjaknya harga komoditas ditambah ekspansinya yang cukup gencar di bisnis digital. Lantas seperti apa proyeksi kinerja perusahaan konglomerasi ini menurut analis? 

Sepanjang 2021, PT  Astra International Tbk (ASII) mencatat penjualan  489.209 unit mobil, melesat 81,12 persen dari 270.076 unit mobil pada 2020. Penjualan kendaraan perusahaan ikut terbantu oleh kebijakan diskon pajak kendaraan pemerintah. 

“Terutama insentif pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) 100 persen yang ditetapkan sejak Maret 2021 dan diperpanjang sampai akhir tahun lalu,” ujar Head of Corporate Communications ASII, Boy Kelana Soebroto dikutip Jumat (14/1).

Capaian ini kembali membuat ASII memimpin pasar otomotif nasional dengan 55 persen pangsa pasar 2021, serta memimpin pasar LCGC (low cost green car) dengan market share 78 persen. 

Dari segi performa keuangan hingga triwulan III 2021, ASII membukukan pendapatan bersih Rp167,4 triliun; meningkat 28,42 persen dari Rp130,34 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Begitu pula dengan laba bersih yang naik 6,7 persen dari Rp14,03 triliun menjadi Rp14,97 triliun.

ASII berharap pasar mobil bakal kian membaik pada 2022. “Seiring dengan bergeraknya roda perekonomian serta naiknya daya beli masyarakat,” kata Boy.

Lantas seperti apa kinerja ASII menurut pandangan analis? 

Pendapatan Bisa Kembali Pulih

Dalam riset yang diterbitkan lewat Bloomberg, Head of Research Aldiracita Sekuritas Indonesia, Agus Pramono mengatakan, kenaikan harga komoditas yang terjadi sejak paruh kedua 2021 bak durian runtuh bagi ASII. Sentimen ini mampu mengerek segmen penjualan kendaran bermotor melalui PT Astra Honda Motor sebesar 26 persen menjadi 2,9 juta unit pada Q3 2021.

Demikian pula dengan anak usaha ASII lainnya. Emiten alat berat dan kontraktor pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR) pun mencatatkan kenaikan penjualan alat berat 84 persen (yoy) menjadi 2.194 unit di periode sama tahun sebelumnya. 

Hadirnya stimulus PPnBM berperan besar dalam perbaikan penjualan mobil pada 2021. Apalagi, pemerintah tengah dikabarkan bakal memperpanjang pemberian stimulus secara permanen.

Oleh sebab itu, dari segi volume, dia memproyeksikan ASII dapat mencetak pertumbuhan 14 persen untuk penjualan mobil dan 15 persen untuk penjualan motor pada 2022. Sementara itu, pendapatan ASII diramal akan kembali ke level prapandemi pada 2022.

“Tetapi, pemulihan EPS (earning per share/ laba bersih per saham) baru (akan) terjadi pada 2023,” kata Agus.

Sementara itu, mengutip riset Surya Fajar Sekuritas memperkirakan, di segmen otomotif, Grup Astra masih akan mempertahankan market share di kisaran 53-55% di 2022.

Produk yang diperkirakan akan menopang market share ASII adalah New Avanza, New Xenia dan pendatang baru Toyota Raize dan Daihatsu Rocky yang telah diluncurkan pada tahun 2021. Toyota Raize dan Daihatsu Rocky merupakan produk ASII di segmen LSUV (low sport utility vehicle).

"Segmen ini membuka pasar baru karena memberikan opsi baru bagi pasar. Pada April-Oktober 2021, penjualan rata-rata Toyota Raize dan Daihatsu Rocky adalah 2.300 unit dan 1.400 unit," tulis riset Surya Fajar Sekuritas, dikutip Jumat (14/1). 

Potensi Bisnis Baru ASII

Pemulihan kinerja otomotif bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi prospek ASII di masa depan. Ekspansi perusahaan ke ranah new economy juga diperkirakan memberikan pengaruh besar. 

Dengan kas di posisi Rp6 triliun per September 2021, NH Korindo Sekuritas Indonesia menilai ASII cukup fleksibel dalam meneruskan ekspansinya di ranah digital. Sampai saat ini, perseroan sudah menanamkan modal di sejumlah platform digital, seperti Gojek, Sayurbox, serta Halodoc.

Tak hanya itu, lewat PT Astra Digital Arta, ASII pun sudah merilis sistem pembayaran terintegrasi untuk grup Astra: AstraPay.

“Kami melihat investasi di perusahaan new economy berkualitas dapat mendorong kinerja keuangan di masa depan,” tulis Head of Research NH Korindo Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar dalam risetnya pada Desember 2021.

Sebagai informasi, pada Jumat (14/1), ASII menutup perdagangan sesi I di level Rp5.700, menurun 1,30 persen dari harga pembukaan, Rp5.775.

Related Topics