MARKET

East Ventures Himpun Rp8,5 T, Raih Lebih dari 80 Kesepakatan

East Ventures suntik startup di berbagai tahapan.

East Ventures Himpun Rp8,5 T, Raih Lebih dari 80 KesepakatanFortune Indonesia Summit 2022, sesi Roderick Purwana. (IDN Media/Herka Yanis)
05 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - East Ventures sudah mengucurkan investasi untuk lebih dari 80 kesepakatan hingga kuartal ketiga 2022. Penerimanya dari startup tahap awal sampai pertumbuhan.

Menurut Partner East Ventures, Melisa Irene, tahun ini East Ventures menghimpun dana senilai US$550 juta atau setara Rp8,49 triliun. Yang mana US$150 juta khusus untuk investasi tahap awal, sedangkan US$400 juta lainnya untuk tahap pertumbuhan.

“Kita juga bicara follow-on-funding, yang mana startup penerima pendanaan kemudian dia bisa terus berkembang. Kami recap per kuartal III ini sudah lebih dari US$6,7 miliar,” ujarnya di acara EV Open Book, Senin (5/12).

Lebih lanjut, East Ventures juga memiliki dana kelolaan atau AUM (asset under management) di atas US$1 miliar atau setara Rp15,44 triliun. Total GMV (Gross Merchandise Value) tahunan di ekosistem EV pun telah melampaui US$86 miliar.

Tetap bullish untuk prospek 2023

Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana memandang ekonomi digital Indonesia masih bullish pada 2023, walau pasar tak dalam kondisi terbaiknya. Ia pun yakin masih akan ada banyak startup yang lahir dan berpotensi baik jika bisa menavigasi bisnisnya dengan tepat di tahun depan.

Sebab, menurutnya banyak perusahaan teknologi besar yang lahir saat krisis. Contohnya, Uber dan Airbnb (krisis finansial global, 2008) serta Alibaba dan Taobao (krisis kesehatan Cina). “Kita selalu percaya pendiri yang hebat yang dapat membawa kita semua lewati keadaan sulit dan memanfaatkan keadaan terbaik dari tiap situasi,” ujarnya.

Apalagi, berdasarkan analisis Bain & Co, ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan masih berpotensi tumbuh dengan CAGR 19 persen, dari US$77 miliar (2022) menjadi US$130 miliar (2025). Itu melampaui proyeksi pertumbuhan CAGR PDB Indonesia, yang mencapai 9 persen pada periode serupa.

Roderick mengatakan, “kami rasa perkembangan positif ekonomi digital juga meliputi peningkatan penetrasi internet, terbentuknya infrastruktur digital, tingginya adopsi digital. [Jadi] kami yakin kondisinya tetap kuat, walau di masa sekarang ini.”

Dus, East Ventures hakulyakin menyambut 2023, dengan dry powder–dana yang dihimpun VC tapi belum disalurkan–yang masih sangat cukup. Selama startup dan pendiri berpotensi, maka peluang pendanaan akan terus terbuka.

Related Topics