MARKET

Ekspor Ayam Malaysia Kembali Dibuka, Ini Dampak ke Emiten Unggas

Malaysia melonggarkan larangan ekspor ayam ke Singapura.

Ekspor Ayam Malaysia Kembali Dibuka, Ini Dampak ke Emiten UnggasPedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (7/6). (ANTARAFOTO/Asep Fathulrahman)
13 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Performa para emiten unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) berpotensi terdampak kebijakan  pelonggaran larangan ekspor ayam Malaysia.

Negeri Jiran diketahui kembali membuka ekspor ayam hidup per Selasa (11/10). Kendati begitu, pelarangan ekspor ayam utuh, bagian ayam, serta anak ayam berusia sehari masih berlanjut.

“Putusan itu diambil setelah pasokan ayam dalam negeri mulai stabil pada kuartal ketiga 2022, dengan rerata surplus 1,8 juta ekor per bulan,” kata Menteri Pertanian dan Industri Makanan Malaysia, Ronald Kiandee, dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/10).

Sebelumnya, para emiten perunggasan Tanah Air diuntungkan oleh larangan ekspor unggas Malaysia. Sebab, imbas larangan tersebut, salah satu negara pengimpor ayam yakni Singapura mencari opsi pemasok lain di luar Malaysia demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Lantas, bagaimana dampak perubahan kebijakan itu terhadap para emiten unggas di Indonesia seperti CPIN dan JPFA?

Potensi perluasan pasar menipis

Pekerja mengambil telur ayam di Desa Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021).
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dan tim, menilai Badan Pangan Singapura masih akan mendiversifikasi pemasok guna menekan risiko kekurangan pasokan.

Menurutnya, potensi perluasan pasar emiten unggas masih terbuka. Tapi, peluangnya akan menipis mengingat Malaysia menduduki posisi strategis di pasar sebagai pengekspor produk unggas terbesar ke-49 dunia.

Biaya logistik dan bahan baku ekspor unggas lebih terjangkau, sebab Malaysia mengapalkan ayam hidup. Penyembelihan dan pendinginan baru dilakukan di Negeri Singa.

“Sementara, dari Indonesia bentuknya frozen, ayam olahan, yang mana akan ada biaya tambahan dari sisi operasi dan logistik yang harus menggunakan cold storage,” jelas Nico dalam riset.

Emiten unggas hadapi kondisi menantang

Ilustrasi peternak unggas
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Related Topics