MARKET

Emiten Ban Gajah Tunggal Paruh I 2023: Balik Rugi Jadi Laba

Meski pendapatan turun, laba Gajah Tunggal meroket.

Emiten Ban Gajah Tunggal Paruh I 2023: Balik Rugi Jadi LabaBan Gajah Tunggal. (Website Gajah Tunggal)
03 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten ban afiliasi Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp359,10 miliar pada semester pertama 2023, memballikkan kerugian di periode serupa pada tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pada semester pertama 2022, Gajah Tunggal membukukan kerugian senilai Rp63,90 miliar. Pertumbuhan laba bersihnya meroket ratusan persen, tepatnya 661,97 persen (YoY).

Sontak, laba per saham dasarnya juga meroket dari rugi Rp18,3 per saham menjadi Rp103,1 per saham.

Pada perdagangan Kamis (3/8), saham GJTL tercatat menguat 2,78 persen ke harga Rp925 di sesi perdagangan pagi. Volume transaksinya pun mencapai 28,98 juta saham, dengan nilai transaksi Rp26,47 miliar dan frekuensi 3.834 kali, dikutip dari RTI Business.

Kenaikan beban Gajah Tunggal

Secara detail, di balik penurunan pendapatan GJTL, tercatat penjualan domestik pihak berelasi senilai Rp19,73 miliar, menurun dari Rp23,72 miliar tahun lalu. Penjualan pihak berelasi ekspornya pun tergerus dari Rp1,63 triliun menjadi Rp853,08 miliar.

Di sisi lain, penjualan bersih pihak ketiga tercatat naik, baik untuk domestik maupun ekspor. Nilai penjualannya masing-masing Rp6,22 triliun (lokal) dan Rp,15 triliun (ekspor) di paruh pertama 2023.

Insentif kinerja perseroan pun meningkat dari Rp94,83 miliar menjadi Rp128,67 miliar.

Bersamaan dengan itu, penjualan bersihnya justru terkoreksi 2,05 persen (YoY) dari Rp8,28 triliun menjadi Rp8,11 triliun. Di sisi lain, beban penjualan perseroan meningkat dari Rp436,09 miliar menjadi Rp507,28 miliar. Kenaikan itu terjadi akibat naiknya biaya pada pos transportasi, gaji dan tunjangan, royalti, iklan dan promosi, asuransi, imbalan pascakerja, perjalanan dinas, dan lain-lain.

Begitu juga dengan beban umum dan administrasi dan beban keuangan, yang masing-masing sebesar Rp342,73 miliar dan Rp351,86 miliar; lebih tinggi dari periode serupa tahun lalu yang hanya Rp310,75 miliar dan Rp303,71 miliar.

Namun, beban pokok penjualannya berhasil diturunkan dari Rp7,17 triliun menjadi Rp1,52 triliun.

Dari segi neraca, total aset Gajah Tunggal mencapai Rp18,80 triliun di semester pertama 2023, lebih rendah dari Rp19,02 triliun pada semester pertama 2022. Tapi, ekuitasnya naik dari Rp7,23 triliun menjadi Rp7,47 triliun.

Related Topics