Emiten Batu Bara Prajogo Pangestu IPO, Bidik Rp371,80 M
Harga penawaran IPO CUAN Rp220 per saham.
Jakarta, FORTUNE - Emiten batu bara afiliasi Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), memulai penawaran umum hari ini (2/3) sampai Senin (6/3) dengan harga final Rp220 per lembar.
Mengutip prospektus, CUAN melepas maksimal 1,69 miliar saham biasa bernilai nominal Rp200 per saham. Itu mewakili maksimal 15,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana. Dengan begitu, total dana IPO Petrindo Jaya Kreasi mencapai Rp371,80 miliar.
Setelah penawaran umum, proses initial public offering (IPO) emiten milik Prajogo Pangestu itu akan berlanjut ke penjatahan pada 6 Maret 2023. Lalu didistribusikan secara elektronik pada 7 Maret 2023. Pencatatan akan berlangsung pada 8 Maret 2023.
Sebelum ini, perseroan telah melakukan penawaran awal (book building) pada 17–22 Februari 2023 dengan rentang harga penawaran Rp200 sampai dengan Rp220.
Penggunaan dana IPO oleh Petrindo Jaya Kreasi
Berikut ini penggunaan dana IPO Petrindo Jaya Kreasi berdasarkan prospektus:
- Modal kerja dan belanja modal anak usaha, PT Tamtama Perkasa (TP), termasuk untuk membangun intermediate stockpile (ISP) dan membeli infrastruktur pendukung. Itu sejalan dengan meningkatnya produksi batu bara.
Adapun, ISP itu berlokasi di Desa Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Proyeksi waktu persiapan dan pembangunannya, yakni: Maret 2023 sampai Februari 2024. Lalu, jangka waktu persiapan dan pembangunannya memerlukan 11 bulan.
- Untuk keperluan TP dan perusahaan anak dengan alasan dan pertimbangan: berkontribusi signifikan ke pendapatan grup dan meningkatkan kapasitas produksi TP.
Jika ada dana hasil IPO yang belum direalisasikan, maka perseroan akan menempatkannya ke dalam kas dan setara kas atau instrumen keuangan yang aman dan likuid.
Adapun, per akhir September 2022, Petrindo Jaya Kreasi mencatatkan pendapatan senilai Rp913,52 miliar, naik pesat dari Rp333,71 miliar di periode serupa setahun sebelumnya. Perseroan juga berhasil membalikkan kerugian senilai Rp66,45 miliar menjadi Rp295,96 miliar.
Total asetnya mencapai Rp1,41 triliun, naik dari Rp1,16 triliun. Liabilitasnya juga meningkat dari Rp305,20 miliar menjadi Rp405,58 miliar. Begitu pula dengan jumlah ekuitas yang mencapai Rp1,00 triliun, dari Rp855,40 miliar.