IHSG Diproyeksi Melemah, Akan Uji Resisten

- IHSG diproyeksikan melemah setelah ditutup menguat 0,52% ke level 7.559,65.
- Analis proyeksikan IHSG melaju di antara support 7.505 dan resisten 7.585 dengan saham pilihan AMRT, AKRA, BRPT, INDF, dan INKP.
- Pasar menantikan data tingkat pengangguran Inggris dan ZEW Economic Sentiment Index serta data cadangan devisa dan Neraca Perdagangan Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada Selasa (15/10), setelah ditutup menguat 0,52 peren ke level 7.559,65.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG menghadapi resisten fraktal 7595, dimana penembusan di atasnya akan membuka jalan untuk melanjutkan kenaikannya menuju 7.642.
"Namun demikian, adanya pelemahan menuju 7.500-7.510 mestinya merupakan koreksi normal sebelum adanya reli yang dapat terjadi setelahnya," jelas Ivan dalam riset hariannya kepada Fortune Indonesia.
Level support IHSG berada di 7.472, 7.429, 7.386, dan 7.347. Sementara level resistennya di 7.595, 7.642, 7.763, dan 7.810. Berdasarkan indikator, MACD menunjukkan kondisi netral.
Ivan memproyeksikan IHSG hari ini melaju di antar support 7.505 dan resisten 7.585. Daftar saham pilihannya adalah AMRT, AKRA, BRPT, INDF, dan INKP.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara level support 7.500, pivot 7.550, dan resisten 7.600. Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG bergerak sesuai perkiraan dengan tutup di atas pivot 7.550 di Senin (14/10).
"Secara teknikal, MACD terus menunjukan penyempitan negative slope. Dengan demikian, IHSG diperkirakan uji resistance di 7.600 pada Selasa (15/10)," kata Valdy dalam riset hariannya.
Dari eksternal, pasar menantikan rilis data tingkat pengangguran Inggris untuk bulan Agustus yang diperkirakan stabil di level 4,10 persen. Selain itu, dari kawasan eropa akan merilis data ZEW Economic Sentiment Index untuk bulan Oktober yang diproyeksikan akan tumbuh ke level 16.90 dari level sebelumnya sebesar 9,30 di bulan September.
Data-data tersebut mengindikasikan bahwa dampak positif dari pemangkasan sukubunga acuan ECB di pertengahan tahun 2024 mulai berdampak ke ekonomi riil.
Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data cadangan devisa dan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang akan dirilis pada tengah pekan ini. Terkait hal ini, harga minyak bumi melemah lebih dari 2 persen di Senin (14/10) dipicu oleh revisi negatif atas global oil demand oleh OPEC.
Saham-saham yang dapat diperhatikan di Selasa (15/10) meliputi AALI, PTBA, TKIM, BBTN, dan AMRT.