MARKET

Ini Daftar Emiten yang Raup Berkah dari Mobil dan Motor Listrik

Apa saja emiten yang akan diuntungkan potensi sektor EV?

Ini Daftar Emiten yang Raup Berkah dari Mobil dan Motor ListrikIlustrasi mobil listrik. (Pixabay)
17 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten otomotif berpeluang menjalankan dua model bisnis dengan mulai bertumbuhnya industri kendaraan listrik (electric vehicle), meliputi recurring dan non-recurring. Analis menilai, model itu menguntungkan.

Investment Analyst Stockbit, Michael Owen Kohana mengatakan, di luar negeri, perusahaan kendaraan listrik yang menjalani dua model bisnis itu di industri EV telah mencatatkan operating profit margin positif. Sebut saja produsen motor listrik Niu (6,8 persen) dan Yadea (4,6 persen), sedangkan produsen mobilnya: Tesla (12,1 persen) dan BYD (1,9 persen).

Dengan penetrasi kendaraan listrik yang masih minim–mobil 0,96 persen dan motor 0,59 persen–potensi pertumbuhan industri EV di Indonesia masih tinggi. Emiten-emiten otomotif yang memasuki bisnis EV, seperti TOBA, GOTO, INDY, SLIS, NFCX, WIKA, ASII, dan IMAS berpeluang mendulang sumber pendapatan baru dari potensi pertumbuhan itu.

“Untuk menangkap peluang ini, pemerintah Indonesia telah memberi berbagai insentif bagi konsumen dan produsen kendaraan listrik. Di skala global, itu terbukti bisa mendorong adopsi kendaraan listrik di Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,” jelas Michael dalam keterangan resmi, Jumat (17/3).

Melansir riset Unboxing Sektor Electric Vehicle dari Stockbit Academy (2023), Cina menggelontorkan insentif sebesar 11.000–12.000 yuan untuk pembelian EV. Uni Eropa memberi insentif berupa pembebasan pajak pembelian atau impor, sedangkan AS menyediakan insentif kredit pajak senilai US$2.500–US$7.000.

Di Indonesia sendiri, insentif kendaraan listrik berbentuk subsidi Rp7 juta per unit untuk pembelian motor listrik dan konversi motor berbahan bakar bensin. Saat ini, penerimanya adalah Wuling dan Hyundai untuk mobil, sedangkan untuk motor adalah Gesits, Selis, dan Volta. Pada 2023, kuotanya meliputi:

  • Motor listrik: 200.000 unit
  • Konversi motor: 50.000 unit.
  • Mobil listrik: 39.500 unit.
  • Bus listrik: 138 unit.

Bukan hanya otomotif, ini daftar emiten yang untung karena EV

Potensi pertumbuhan EV bukan hanya akan berdampak baik bagi sektor otomotif, melainkan juga emiten-emiten lain yang terafiliasi. Pertanyaannya, saham apa saja yang berhubungan dengan mobil listrik dan akan ikut terdampak positif dari industri EV?

Emiten pertambangan yang produknya menjadi bahan baku baterai akan diuntungkan, seperti nikel, kobalt, dan bauksit. Beberapa emitennya, antara lain: INCO, ANTM, dan MDKA.

“Tidak hanya itu, beberapa emiten batu bara seperti $HRUM, $ADRO, dan $UNTR pun mulai melakukan diversifikasi ke bisnis material kendaraan listrik,” kata Senior Investment Analyst Stockbit, Anggaraksa Arismunandar.

Menurutnya, Indonesia berperan krusial di ekosistem material baterai EV global karena cadangan nikel terbesar di dunia. Untuk kobalt, pertumbuhan produksi signifikan menempatkan Indonesia menjadi produsen terbesar kedua secara internasional.

Kendati demikian, ada risiko berupa kondisi kelebihan pasokan karena peningkatan produksi nikel di Indonesia, yang dapat memangkas harga. “Selain itu, kekayaan Indonesia di WTO mengenai larangan ekspor bijih nikel juga dapat menjadi tantangan bagi hilirisasi komoditas,” ujarnya.

Selain itu, ada risiko yang membayangi survivabilitas dan profitabilitas emiten, yakni pengurangan insentif. Ada pula risiko lain berupa harga komoditas yang tinggi yang dapat mendongkrak harga jual.

Michael mengatakan, “Kasus di negara lain menunjukkan, saat pemerintah mulai melakukan itu, penjualan kendaraan listrik pun menurun.”

Related Topics