MARKET

Investor Cermati Data Ekonomi, IHSG Diproyeksi Menguat

Investor menunggu data CPI hingga pasokan minyak.

Investor Cermati Data Ekonomi, IHSG Diproyeksi MenguatIlustrasi Analis, investor, trader menggunakan analitik aplikasi ponsel untuk menganalisis pasar saham. Shutterstock/insta_photos
16 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Rabu (16/2), melanjutkan penutupan perdagangan Selasa (15/2), dimana IHSG melaju ke zona hijau dengan kenaikan 1,08 persen ke level 6.807. Hal ini dipicu oleh sentimen ekonomi global, kendati masih berpotensi terbebani oleh sentimen domestik berupa kenaikan kasus Covid-19.

Research Analyst Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi mengatakan, investor akan menunggu sejumlah data perekonomian makro global, mulai dari CPI (Consumer Price Index) dan data perdagangan Amerika Serikat (AS), hingga persediaan minyak.

Sementara dari pasar domestik, sentimen positif berasal dari relaksasi kebijakan PPKM yang diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumlah pelonggaran mencakup peningkatan kapasitas di fasilitas publik, seperti: pusat kebugaran, perkantoran, area bermain di mal, taman kota, sampai kegiatan seni.

Rata-rata kapasitas naik dari 25 persen menjadi 50 persen di tengah pemberslakukan PPKM level 3.  Penyesuaian tersebut dilakukan dengan pertimbangan varian Omicron memiliki karakteristik berbeda dengan varian Delta. 

“Hari ini (IHSG diproyeksi) menguat di rentang 6.775–6.850,” kata Wafi kepada Fortune Indonesia, Rabu (16/2).

Sejumlah saham dia rekomendasikan apda perdangan hari ini bervariasi, dari sektor pertambangan hingga industri seperti MDKA, ASII, BBNI, BUKA, dan PGAS.

Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper berpendapat senada. Secara teknikal, candlestick membentuk formasi piercing line menunjukkan potensi penguatan.  

"Namun secara sentimen, diperkirakan rentang penguatan akan terbatas. Global masih dibayangi ketegangan antara Rusia-Ukraina, sementara dalam negeri masih khawatir akan tingginya kasus Covid-19," kata Wafi. 

Pergerakan IHSG pagi ini diproyeksi akan berkisar di rentang support 6.700–6.753 dan resistance 6.833–6.860. Dia memilih saham MNCN, CTRA, INDY, ASII, PWON, MDKA, ADRO, PGAS, TOWR, dan BBCA.

Data neraca perdagangan

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga memproyeksi IHSG akan menguat di rentang support 6.727–6.874. Dia menyoroti saham BRPT, MAPI, dan ADRO.

Data neraca perdagangan Januari 2022 merupakan salah satu sentimen penopang laju IHSG hari ini. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) neraca dagang mencatatkan surplus US$930 juta; melampaui ekspektasi ekonom.

Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya (US$1,02 miliar), itu tetap melanjutkan tren kenaikan positif selama 21 bulan berturut-turut. “Tentu menjadi katalis positif bagi pelaku pasar,” ujar Nico dan tim dalam riset hariannya.

Berdasarkan data yang sama, kontribusi ekspor diketahui menurun seiring dengan adanya pelarangan ekspor pemerintah. Secara bulanan, penurunan ekspor terjadi di sektor migas sebesar 17,59 persen menjadi US$900 juta. Ekspor nirmigas pun berkurang 14,12 persen menjadi US$18,26 miliar.

Penyebabnya, yakni: anjloknya ekspor pertambangan (-42,88 persen) menjadi US$2,17 miliar. Pun begitu dengan ekspor industri pengolahan (-7,91 persen) dan ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan (-5,79 persen).

Berdasarkan negara tujuan, ekspor menuju Cina (US$15 miliar), Jepang (US$182 juta), dan Vietnam (US$170 juta) mengalami penurunan terbesar.

Namun demikian, ekspor migas pada Januari 2022 masih bertumbuh 1,96 persen dan nonmigas naik 26,74 persen ketimbang Januari 2021. Secara tahunan, nilai ekspor migas masih bertumbuh 43,66 persen dan nirmigas 35,86 persen.

Related Topics