MARKET

Laba 1Q24 Meroket, Emiten Grand Hyatt Bidik Revenue Naik 20%

INPP target pendapatan di 2024 naik 20%.

Laba 1Q24 Meroket, Emiten Grand Hyatt Bidik Revenue Naik 20%Salah satu properti Indonesian Paradise Properti (INPP), Sheraton Bali Kuta Resort.
06 May 2024

Fortune Recap

  • Laba bersih PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) meroket 1.280,4% menjadi Rp117,9 miliar pada kuartal I 2024.
  • Pendapatan bersih INPP turun sedikit 0,03% menjadi Rp262,6 miliar di kuartal I 2024, dengan segmen pendapatan berulang naik 10,6%.
  • INPP optimistis membidik target pertumbuhan pendapatan 20% pada 2024 dengan belanja modal sebesar Rp1 triliun untuk tahun ini.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Laba bersih emiten Plaza Indonesia, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), meroket pada kuartal I 2024.

Sebagaimana dilansir dari laporan keuangan INPP, laba bersih pada kuartal awal tahun ini berjumlah Rp117,9 miliar, melejit 1.280,4 persen (YoY) dari Rp8,5 miliar pada periode serupa di 2023.

Capaian itu diraih bersamaan dengan pembukuan pendapatan bersih sebesar Rp262,6 miliar pada kuartal I 2024, turun sedikit 0,03 persen (YoY) dari Rp262,7 miliar.

"Grup Paradise Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh daya beli pasar karena pendapatan terbesar kami berasal dari pendapatan berulang," kata Presiden Direktur Indonesia Paradise Property, Anthony P. Susilo, Senin (6/5).

Adapun, segmen pendapatan berulang INPP melonjak 10,6 persen (YoY). Utamanya berkat penjualan segmen komersial yang berkontribusi sebesar 44 persen terahdap total pendapatan, yakni sebesar Rp114,7 miliar, naik 3,9 persen (YoY). Selain itu, segmen perhotelan menyumbang pendapatan sebesar 43 persen atau Rp112,5 miliar, meningkat 16,1 persen (YoY).

Kemudian, segmen penjualan properti INPP memberikan pendapatan sebesar 12 persen, yakni senilai Rp30,23 miliar, tergerus 42,1 persen (YoY). Perseroan menganggap perlambatan di segmen properti itu hal normal, salah satunya karena peraturan akuntansi yang mengakibatkan pengakuan pendapatan sedikit terlambat.

Segmen perhotelan, khususnya di Bali, meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 9,2 persen (YoY). Keberhasilan itu diraih berkat penempatan portofolio hotel INPP yang strategis dan peningkatan tarif harian rata-rata (ADR) double digit per kuartal I 2024. INPP berhasil mempertahankan tingkat hunian rata-rata yang stabil di level 62 persen.

Sementara itu, di sektor komersial, tingkat sewa rata-rata meningkat 9,5 persen (YoY) dengan tingkat hunian meningkat dari 90 persen pada kuartal I 2023, menjadi 94 persen di kuartal I 2024.

Dengan hasil itu, INPP optimistis membidik target pertumbuhan pendapatan 20 persen pada 2024. Perseroan pun menyiapkan belanja modal sebesar Rp1 triliun untuk tahun ini. Sebagian besar untuk proyek-proyek komersial dan perhotelan, lalu diikuti oleh proyek ekspansi properti.

"Proyek-proyek kami berajalan dengan baik dan kami tetap optimistis untuk 2024," kata Anthony.

Adapun, INPP memiliki 14 hotel di Jakarta, Bali, Batam, Yogyakarta, dan Makassar; serta mengoperasikan 6 pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali.

Pada Februari 2024, INPP baru saja membuka Hotel Hyatt Place di Makassar, yang terintegrasi dengan Sudirman Suite. INPP sendiri sedang mengembangkan 4 proyek, mencakup: Apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan; perluasan 23Paskal di Bandung; pengembangan mixed-use unggulan di Semarang; dan proyek residensial di Balikpapan. 

Proyek ekspansi 23 Paskal Bandung dan 23 Semarang diproyeksikan selesai pada 2025.

Pada Senin pukul 13.45 WIB, saham INPP, yang bernotasi X, melemah 1,00 persen ke harga Rp990.

Related Topics