MARKET

Laba Adaro Melesat 612% ke US$2,17 M, Tertinggi Dalam 3 Dekade

Pendapatan Adaro naik hingga 130 persen (YoY).

Laba Adaro Melesat 612% ke US$2,17 M, Tertinggi Dalam 3 DekadeBisnis tambang ADRO. (Website ADRO)
01 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatat rekor tertinggi kenaikan laba bersih pada sembilan bulan pertama 2022. Laba bersih perseroan melambung 612 persen (YoY) dari US$465 juta menjadi US$2,17 miliar.

Di sisi lain, perusahaan membukukan pendapatan bersih 130 persen (YoY) dari US$2,57 miliar menjadi US$5,91 miliar. Kenaikan ini sejalan dengan naiknya average selling price (ASP) sebesar 106 persen, terpengaruh kondisi cuaca buruk, keterbatasan suplai, dan faktor geopolitik sehingga menyebabkan harga batubara terbang mendekati level tertinggi sepanjang sejarah, pada kuartal kedua 2022.

Tak hanya itu, EBITDA operasional ADRO pun melesat 231 persen (YoY), dari US$1,15 miliar jadi US$3,79 miliar, sejalan dengan kenaikan harga dan produksi masing-masing 106 persen dan 14 persen.

“Pendapatan, EBITDA dan laba bersih mencapai rekor tertinggi untuk sembilan bulan pertama dari setiap tahun sejak perusahaan didirikan 30 tahun lalu,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, Selasa (1/11).

Kenaikan produksi Adaro

Dari segi kinerja operasional, Adaro membukukan kenaikan produksi 39,6 juta ton jadi 45,37 juta ton sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Perusahaan tetap berupaya memenuhi target produksi seoanjang tahun ini sebesar 58–60 juta ton. 

Volume penjualan batu bara pada Januari-September naik 14 persen menjadi 44,17 juta ton dari 38,86 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan produk batu bara CV menengah (4700 ke atas) naik 16 persen menjadi 32,98 juta ton dari 28,37 juta ton pada periode yang sama tahun 2021. Sedangkan produk CV menengah meliputi 75 persen penjualan.

Selain itu, pengupasan lapisan penutup pada sembilan bulan pertama 2022 tergolong stabil di level 173,5 Mbcm, dari sebelumnya 173,0 Mbcm. Tapi, nisbah kupas tertekan 12 persen (YoY) dari 4,36x menjadi 3,82x.

Pada kuartal keempat 2022, jika cuaca mendukung, maka nisbah kupas akan kembali meningkat. Tapi, secara tahunan, jumlah nisbah kupas diproyeksi berada di  bawah target, yakni 4,1x.

Pembagian royalti ke pemerintah

Beban pajak penghasilan badan dan royalti kepada pemerintah meningkat 302 persen (YoY) jadi US$2,05 miliar dari sebelumnya US$510 juta. Itu karena pendapatan batu bara akibat peningkatan ASP.

Adapun, PKP2B Adaro Indonesia telah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus, melanjutkan operasi produksi (IUPK-KOP), yang berlaku hingga 1 Oktober 2032.

Berdasarkan aturan IUPK-KOP, royalti yang Adaro Indonesia bayarkan naik secara progresif 14 persen hingga 28 persen sesuai harga jual batu bara dari tarif royalti 13,5 persen yang berlaku dan tarif pajak akan turun 22 persen dari 45 persen, di antara perubahan terhadap ketentuan bagi hasil, aturan hukum, dan skala konsesi.

Related Topics