MARKET

Menengok Prospek Bisnis di Balik Merger Telkomsel-Indihome

Merger Telkomsel-Indihome diharap rampung awal 2023.

Menengok Prospek Bisnis di Balik Merger Telkomsel-IndihomeShutterstock/ senengmotret
16 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menargetkan menyelesaikan aksi penggabungan usaha atau merger antara PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan produk jaringan tetap (fix broadband) Indihome pada awal 2023.

Saat ini perseroan tengah memproses penyatuan kedua entitas anak itu, menandai jalan perseroan menuju batu loncatan baru. “Kami (tengah) mendefinisikan bagaimana model operasional setelah Indihome bergabung dengan Telkomsel,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi dalam paparan publik virtual, Jumat (16/9).

Meski emiten telekomunikasi pelat merah itu belum dapat memperinci valuasi perusahaan hasil merger Telkomsel-Indihome, perseroan bakal mengedepankan kewajaran dalam valuasi, serta transparansi dalam aksi korporasi.

Menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, konsolidasi itu bisa menguatkan struktur modal dan mendongkrak skala bisnis. “Penetrasi ke pasar juga akan menguat,” ujarnya.

Untuk memuluskan aksinya, perseroan memerlukan sejumlah persetujuan dari para stake holder sebelum resmi mengawinkan Telkomsel-Indihome. Perseroan berharap, aksi korporasi itu bisa dilakukan dengan soft landing sehingga dampak ke pelanggan dan calon pelanggan tak begitu signifikan.

Prospek setelah merger Indihome-Telkomsel

Telkomsel, salah satu operator seluler di Indonesia. Shutterstock/farzand01
Telkomsel, salah satu operator seluler di Indonesia. Shutterstock/farzand01

Direktur Strategic Portofolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya, segmen konsumen setelah merger akan berada di bawah naungan Telkomsel.

Dus,pasca-aksi korporasi itu, Telkomsel bakal memiliki layanan fixed dan seluler untuk para konsumen. Upaya bisa meningkatkan penetrasi perseroan ke layanan fixed broadband atau Fiber to Home. Potensi fixed broadband di Indonesia sendiri berkisar dari 60 juta–70 juta rumah tangga.

Ririek menambahkan, para pengguna Telkomsel akan beralih ke Wifi saat ada di kantor atau rumah. Sebaliknya, saat di luar rumah, mereka akan memakai data seluler. Untuk saat ini, Telkomsel menawarkan layanan data seluler, sedangkan Indihome menjajakan fixed broadband.

“Dengan merger, maka akan jadi unlocking bisnis sektor telekomunikasi Telkom,” katanya.

Adapun, aksi tersebut erat berkaitan dengan fixed-mobile convergence yang terjadi di industri telekomunikasi, yakni tren teknologi dan infrastruktur yang memungkinkan pemakaian aplikasi data secara transparan di seluruh titik akses fix dan seluler.

Kompetitor Telkomsel, XL Axiata juga sempat menyinggung tren ini. Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir, mengatakan para pelaku industri bakal ramai-ramai melakukan transformasi tersebut.

“Bagaimana cara pengembangannya? Kalau anorganik, beli. Kalau organik, mengembangkan sendiri,” ujarnya ketika ditemui pekan lalu di Jakarta.

Related Topics