MARKET

Prospek Emiten Japfa di Tengah Kenaikan Harga Bahan Baku Pakan Ternak

Kinerja kuartal IV 2021 JPFA melampaui ekspektasi analis.

Prospek Emiten Japfa di Tengah Kenaikan Harga Bahan Baku Pakan TernakJapfa Comfeed atau JPFA. (Website Japfa Comfeed)
04 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pakan ternak, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) diprediksi mengalami pertumbuhan moderat di tengah kenaikan bahan baku. Hal itu tercermin dari kinerja keuangan Japfa yang masih mencatat pertumbuhan di masa pandemi.

Emiten dengan kode JPFA milik miliarder Handono Santosa ini membukukan penghasilan yang membaik pada kuartal keempat 2021; melampaui ekspektasi analis. Laba bersih Japfa pada kuartal akhir tahun lalu mencapai Rp515 miliar dengan total laba bersih sepanjang 2021 Rp2,02 triliun atau tumbuh 120,6 persen secara tahunan.

Masing-masing kinerja ini mencatatkan run-rate 128,6 persen dan 113,6 persen dari perkiraan konsensus analis 2021. 

“Kami menghubungkan pendapatan yang solid dengan peningkatan broiler dan DOC (day old chicks) ASP (average selling price), ditambah dengan pemulihan margin segmen pakan,” kata Analis Mirae Asset, Emma A. Fauni, dikutip dari risetnya, Jumat (4/3).

Pertumbuhan tiap segmen bisnis Japfa

Dari sejumlah segmen bisnis Japfa, lini bisnis pakan mencatat kenaikan penjualan 20,9 persen (yoy) dengan margin operasi sedikit meningkat dari 4,6 persen (kuartal ketiga 2021) menjadi 5,1 persen pada kuartal IV 2021.

Emma mengestimasikan tren pemulihan itu akan berlanjut pada kuartal pertama 2022 berkat musim panen jagung domestik pada Februari–April.

“Namun, kenaikan margin diperkirakan masih lemah karena pasokan jagung domestik dan harga impor bungkil kedelai diprediksi akan terus naik tahun ini,” imbuh Emma.

Sebelum 2021, margin operasi segmen pakan JPFA umumnya berkisar di antara 10–15 persen.

Sedangkan untuk segmen pertanian komersial, terjadi kenaikan signifikan. Penjualan tumbuh 13,9 persen (yoy) dan 20,5 persen (qoq), dengan peningkatan margin operasi 2,6 persen.

Segmen bisnis peternakan unggas pun dalam kondisi baik, dengan pertumbuhan penjualan 24,0 persen (yoy) dan 9,0 persen (qoq), serta margin operasi meningkat menjadi 19,1 persen. Kedua lini bisnis itu mendulang keuntungan berkat membaiknya harga broiler pada kuartal akhir 2021.

Valuasi saham

Berdasarkan hasil kinerja pada 2021, Mirae Asset meramal kinerja pertumbuhan bottom-line moderat di bawah 10 persen pada 2022.

“Kami berharap segmen peternakan komersial dan peternakan unggas dapat terus beroperasi baik tahun ini, dengan pertumbuhan moderat. Segmen pakan diproyeksikan akan tetap berada di bawah tekanan sebab memanasnya kondisi geopolitik global, sangat kecil kemungkinan harga bahan baku akan turun,” jelas Emma.

Untuk itu, Mirae Asset mempertahankan status 'Beli’ dengan target harga Rp2.000 per saham yang diturunkan menggunakan metode penilaian price to earning (P/E).

“Kami menetapkan kelipatan P/E yang lebih rendah pada 2022, sebesar 11,0x dengan mempertimbangkan pertumbuhan moderat.” kata Emma. 

Pada perdagangan hari ini, saham JPFA melemah 1,56 persen. Dalam seminggu terakhir, tingkat koreksinya mencapai 3,08 persen.

Related Topics