MARKET

Outflow Terjadi Lagi, Hati-Hati IHSG Terpeleset Lagi

Namun, IHSG masih berpotensi naik secara teknikal.

Outflow Terjadi Lagi, Hati-Hati IHSG Terpeleset LagiLayar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
13 June 2024

Fortune Recap

  • IHSG diproyeksi menguat pada Kamis (13/6) setelah ditutup turun 0.08 persen kemarin sore.
  • Level support IHSG berada di 6.800, 6.753, dan 6.693 dengan resisten di 6.932, 7.032, 7.099, dan 7.149.
  • Capital outflow dari pasar modal Indonesia disebabkan oleh kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah dan peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed pada November 2024.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksi menguat pada Kamis (13/6), setelah ditutup turun 0,08 persen kemarin sore.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG masih akan berada dalam tren turun menuju level 6.753 selama tidak mampu menembus ke atas 6.932 sebagai resisten terdekat.

Sementara itu, IHSG berpeluang untuk kembali naik di atas 7.000 apabila menembus ke atas 6.932. "Meski demikian, IHSG dapat menguat menuju 6.900 jika hari ini masih berada di atas 6.820," kata Ivan dalam riset harian kepada Fortune Indonesia.

Level support IHSG berada di 6.800, 6.753, dan 6.693. Sementara level resistennya di 6.932, 7.032, 7.099, dan 7.149. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish.

Ivan memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 6.820 dan resisten 6.900. Saham-saham pilihannya hari ini, mencakup: ADRO, ICBP, PGAS, PGEO, dan SMGR.

Di sisi lain, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memprediksi IHSG melaju di kisaran support 6.800, pivot 6.850, dan resisten 6.900.

Menurutnya, pergerakan IHSG tertekan oleh kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah. Nilai tukar Rupiah sedikit berada di bawah Rp16.300 per dolar Amerika Serikat pada Rabu (12/6).

Kondisi itu berlangsung bersamaan dengan berlanjutnya capital outflow dari pasar modal indonesia. Di pasar saham, investor asing mencatat net sell Rp747 miliar pada Rabu (12/6) atau Rp10,81 triliun akumulasi net sell sejak awal tahun.

Petunjuk yang sangat jelas mengenai peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed pada November 2024 menjadi salah satu faktor yang memicu keluarnya aliran modal asing itu. Kondisi tersebut diikuti dengan kecenderungan bullish pada indeks-indeks di Wall Street yang menyebabkan tertahannya aliran dana keluar dari Amerika Serikat.

Dari regional, inflasi di Tiongkok stagnan di 0.3 persen (YoY) pada Mei 2024. Di satu sisi, ini menunjukan pemulihan ekonomi Tiongkok tidak secepat perkiraan. Di sisi lain, posisi real growth Tiongkok menjadi relatif atraktif. Kondisi itu turut memicu capital outflow dari Indonesia.

Adapun, di tengah sentimen-sentimen itu, saham-saham yang dapat diperhatikan pada Kamis (13/6) meliputi ADMR, ADRO, MAPI, INDF, dan ANTM.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.