MARKET

Payback Period: Definisi, Cara Menghitung, dan Ilustrasi

Apa itu payback period dalam dunia investasi?

Payback Period: Definisi, Cara Menghitung, dan IlustrasiDok. Shutterstock/Ktasimar
11 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEPayback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan guna memulihkan biaya investasi sampai berhasil meraih break even point (BEP). Istilah tersebut kerap ditemui di dunia investasi, terutama pasar modal.

Payback period bisa diartikan periode pengembalian modal. Bambang Riyanto (2004) mendefinisikan istilah itu sebagai teknik guna mengembalikan modal investasi di kurun waktu tertentu, melalui pemanfaatan aliran kas neto.

Mengutip Investopedia, Kamis (11/8), makin pendek periode pengembalian tersebut, maka investasi itu makin diinginkan. Sebaliknya, semakin lama payback period, makin berkurang tingkat ketertarikan investor. Dengan mengetahui payback period, investor dapat lebih mudah menentukan sejumlah keputusan.

Pada aktivitas keuangan perusahaan, alokasi anggaran itu penting. Analisis payback period pun jadi penting dalam penilaian rangkaian investasi atau proyek operasional. Terpenting, payback period tak menghitung profitabilitas setelah terjadi pengembalian.

Perhitungan payback period

Ilustrasi dokumen investasi.
Dok. Shutterstock/Peshkova

Untuk menghitung payback period, gunakanlah rumusnya, yakni: jumlah dana investasi (cost of investment) dibagi dengan rata-rata arus kas bersih (netto). Adapun, kas netto merupakan arus kas bersih yang mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan. Arus masuk merupakan tiap item yang masuk ke investasi, laiknya dividen, pendapatan, dan deposito.

Contoh, Anda mengeluarkan biaya pemasangan panel surya sebesar US$5.000. Dengan begitu, ada penghematan biaya energi listrik US$100 per bulan. Mengacu pada rumus, maka periode payback-nya adalah 4,2 tahun.

Ilustrasi lainnya, yakni: perusahaan A berinvestasi senilai US$1 juta di proyek B, dengan harapan bisa menghemat sekitar US$250 ribu per tahun. Bila biaya investasi dibagi dengan harapan efisiensi, maka payback period-nya kurang-lebih empat tahun.

Di sisi lain, ada proyek C yang membutuhkan biaya investasi US$200.000 tanpa associated cash savings, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan US$100.000 per tahun selama 20 tahun.

Proyek ini menghasilkan keuntungan dua kali lipat, dengan potensi pengembalian investasi dua tahun (US$200.000 dibagi US$100.000). Artinya, proyek kedua lebih baik bahkan hanya mengacu pada metode payback period.

Related Topics