MARKET

Rapor Emiten Perbankan Raksasa pada 2023

Bagaimana prospek sektor ini pada 2024?

Rapor Emiten Perbankan Raksasa pada 2023Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel
01 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rapor Emiten Perbankan pada 2023 telah dirilis seluruhnya. Bagaimana perbandingan pertumbuhan masing-masing emiten serta prospeknya pada 2024?

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, mengatakan rata-rata NIM sektor perbankan turun 15 basis poin (YoY). Itu karena cost of fund (CoF) yang lebih tinggi 74 basis poin (YoY).

Ke depan, tim analis itu memprediksi pertumbuhan pendapatan sektor perbankan berkisar 4,7–15,5 persen (YoY).

Saat ini, sektor ini diperdagangkan dengan biaya ekuitas tersirat sebesar 7,9 persen, premi yang lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun sebesar 8,0 persen, dan menawarkan yield dividen 3–6 persen.

“Kami memperkirakan CoF yang lebih tinggi akan bertahan di kuartal I 2024. Meskipun demikian, kami juga memperkirakan tekanan pada NIM sebagian diimbangi oleh pencairan pinjaman yang lebih tinggi menjelang akhir 2023,” demikian keterangan BRI Danareksa Sekuritas.

Secara keseluruhan, perbankan memperkirakan penurunan suku bunga acuan pada semester kedua 2024. Meskipun itu akan diawali oleh penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) demi mendukung likuiditas dan NIM sektor perbankan.

Rapor kinerja BBRI pada 2023

Emiten perbankan pertama, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Laba bersihnya naik 17,5 persen (YoY) menjadi Rp60,4 triliun pada 2023.

Bersamaan dengan itu, perseroan meraih pendapatan bunga bersih atau net interest income Rp135,18 triliun atau naik 8,5 persen (YoY).

Dari segi kredit, BBRI menyalurkan Rp1.266,4 triliun, bertumbuh 11,2 persen (YoY). Dengan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih yang meningkat 0,04 persen menjadi 6,84 persen.

Bagaimana dengan kredit macet atau non performing loan (NPL) BBRI? Rasio NPL-nya 2,95 persen, sedangkan NPL coverage 229,09 persen.

Rapor kinerja BBCA pada 2023

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia, meraih laba bersih Rp48,6 triliun pada 2023, meningkat 19,4 persen (YoY).

Sejalan dengan pertumbuhan itu, NII BCA juga naik 17,5 persen (YoY) menjadi Rp75,4 triliun pada 2023. Sementara itu, NIM BCA pada 2023 adalah 5,54 persen, lebih tinggi 20 basis poin dari 2022. 

Lebih lanjut, penyaluran kredit BCA tumbuh 13,9 persen jadi Rp810,4 triliun. Bersamaan dengan itu, rasio NPL BCA pada 2023 bertahan 1,9 persen. 

Rapor kinerja BMRI pada 2023

Laba bersih Bank Mandiri naik 33,7 persen (YoY) menjadi Rp55,1 triliun. Penyaluran kreditnya berjumlah Rp1.398,1 triliun, meningkat 16,3 persen (YoY).

Net interest income dari BMRI bertumbuh 9,1 persen (YoY) menjadi Rp96 triliun pada 2023. Sementara itu, NIM BMRI pada 2023 meningkat dari 5,47 persen menjadi 5,48 persen.

Dari segi NPL, BMRI menjaganya pada level 1,02 persen (YoY) dengan NPL coverage ratio 384 persen.

Rapor kinerja BBNI pada 2023

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) meraih laba bersih Rp20,9 triliun, tumbuh 14,2 persen (YoY). Penyaluran kreditnya tumbuh 7,6 persen (YoY) menjadi Rp695 triliun

Rasio NPL BNI 2,14 persen pada akhir 2023, lebih rendah dari 2022 yang berada pada level 2,81 persen.

Related Topics