MARKET

Resmi Melantai di Bursa, Harga Saham SEMA Dibuka Naik 34,44%

Saham SEMA mencatat oversubcribe 40 kali

Resmi Melantai di Bursa, Harga Saham SEMA Dibuka Naik 34,44%Shutterstock/ITTIGallery
10 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) resmi menjadi emiten ketiga yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. Harga saham perusahaan yang bergerak di bidang panel listrik ini meningkat pada perdagangan perdana, Senin (10/1) pagi dari harga penawaran awal .

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham SEMA pada pukul 09.52 WIB adalah Rp242 per lembar, naik 62 poin (34,44 persen) ketimbang harga IPO, yakni Rp180 per lembar.

Melalui keterangan resmi, Direktur Utama SEMA, Rudi Hartono Intan mengatakan, “Penawaran umum perdana saham ini merupakan tonggak pencapaian besar perseroan yang akan memacu kami meningkatkan kinerja ke depan.”

Secara keseluruhan, perusahaan melepas 347 juta saham baru atau setara 25,76 persen dari modal disetor setelah IPO. Untuk menrik minat investor, SEMA juga bakal menerbitkan Waran Seri I bernilai maksimal 173,50 juta waran.

Selama masa penawaran berlangsung, SEMA mengklaim mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribes) 40 kali dari porsi pooling.

Penggunaan Dana IPO

SEMA akan memanfaatkan dana hasil IPO untuk modal kerja; termasuk untuk pembelian persediaan, biaya riset dan pengembangan, serta biaya pemasaran dan promosi. Bagaimana dengan pemakaian dana hasil penerbitan Waran Seri I?

“Jika dilaksanakan oleh pemegang waran, maka akan kami gunakan untuk modal kerja, yakni untuk pembelian persediaan serta biaya pemasaran dan promosi,” jelas Rudi.

PT Semacom Integrated Tbk merupakan produsen panel listrik yang mengantongi lisensi dari Siemens pada 2009 untuk memproduksi panel type-tested; juga lisensi dari Hyundai Electric pada 2018.

Perseroan memiliki satu fasilitas produksi di Gunung Sindur, Bogor berkapasitas produksi per tahun masing-masing 685 kubikel panel listrik, 3.250 unit enclosure, dan 7.000 unit baterai listrik.

Rencana Ekspansi Bisnis

Setelah IPO, Rudi yakin bisnis SEMA akan semakin gencar—sejalan dengan rencana pengoptimalan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif. Apalagi, Indonesia memiliki potensi besar di bidang itu.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia menargetkan kenaikan bauran energi nasional dari EBT 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050. Untuk saat ini, negara ini baru berada di level 13 persen.

Guna menguatkan efisiensi pencapaian target pada 2025, PLN menyatakan pentingnya penambahan 3.200 Mw modul surya. Itu yang menjadi peluang bisnis baru bagi SEMA. “Kami telah mempertimbangkan dan mengkaji pengembangan bisnis untuk pengerjaan Inverter Modul Surya dan BOS (Balance of System) Modul Surya,” ujar Rudi.

Perseroan juga mengincar pasar mobil listrik dengan menyokong pembangunan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum). Begitu juga dengan produksi baterai untuk perusahaan telekomunikasi dan SPKLU.

Related Topics