Tiga Isu Utama Pertanian Dibahas pada Presidensi G20, Ini Rinciaannya

Ketahanan pangan juga menjadi isu krusial yang akan dibahas

Tiga Isu Utama Pertanian Dibahas pada Presidensi G20, Ini Rinciaannya
Ilustrasi padi. (Pixabay/Evan199102)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan ada tiga isu utama yang akan menjadi fokus pembahasan dalam kelompok kerja bidang pertanian (Agriculture Working Group/AGW) G20. Isu ini dinilai penting di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, serta ketahanan pangan dunia.

Ketiga isu utama itu adalah membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan serta mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital.

"Ini untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan,” kata Menteri Syahrul pada Kick off , Kamis (27/1). 

Mentan berharap, dengan adanya kelompok kerja pertanian di forum G20 ini, berbagai permasalahan kecukupan pangan di seluruh dunia dapat teratasi.

Para Menteri pertanian negara G20 harus berkomitmen untuk memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan serta menjamin kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara.

Ketahanan pangan

Syahrul menegaskan dalam acara tersebut, bahwa ketahanan pangan harus jadi isu utama dalam pertemuan G20, saat ini dan tahun-tahun mendatang karena berkaitan dengan berbagai isu krusial lainnya, mulai dari kemiskinan, pandemi Covid-19, hingga perubahan iklim yang terus menunjukkan dampaknya dalam kehidupan di dunia.

Pandemi yang terjadi, kata Syahrul, telah menyebabkan pembatasan alur logistik dan distribusi pangan. “Sementara itu, beberapa negara menerapkan kebijakan proteksi melalui stok nasional yang berdampak pada ketidakseimbangan sistem pangan global,” ucapnya.

Perubahan iklim juga telah menurunkan potensi produksi sumber daya alam. Tantangan pemenuhan kebutuhan pangan dunia pun meningkat dan perlu segera mendapatkan solusi berbagai pihak di dunia, termasuk negara-negara G20.

Tantangan global pertanian

Menurut Syahrul, tantangan global di bidang pertanian berdampak hingga ke berbagai tingkatan, mulai lokal, regional, maupun global. Dalam skala yang besar, tantangan ini berpotensi menimbulkan masalah kelaparan dan kekurangan nutrisi, khususnya pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

Oleh karenanya, tutur Syahrul, G20 perlu untuk berperan besar di sektor pertanian dunia, terkait penyediaan pangan dan memastikan pemenuhan gizi maupun nutrisi bagi semua orang. “Negara G20 harus betul-betul bersinergi,” katanya.

Tanggung jawab komunitas internasional

Menanggapi berbagai pernyataan Syahrul, Menteri Pertanian Italia, Stefano Patuanelli–yang menjadi bagian dari keketuaan Italia di forum G20 sebelumnya–sependapat mengenai upaya bersama untuk mencapai ketahanan pangan dunia. Menurutnya, masalah ketahanan pangan adalah tanggung jawab komunitas internasional.

“Dalam dunia yang makin salaing terhubung, multilateralisme adalah kunci untuk mengatasi tantangan dan G20 dengan menyadari peran pentingnya, selalu berkomitmen untuk mencari solusi bersama yang efektif dan adil sebagai pihakan dalam meraih masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar Stefano.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi