Jakarta, FORTUNE – Proses negosiasi gaji merupakan salah satu tahapan paling krusial ketika Anda sedang melanjani proses melamar pekerjaan. Proses ini tak jarang menjadi saat paling dilematis bagi para pelamar kerja sekaligus menentukan masa depan pekerjaan Anda.
Ada banyak hal yang harus Anda pertimbangkan soal besaran gaji yang dinegosiasikan dengan penerima kerja. Gaji yang Anda terima tidak hanya menentukan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, tapi juga menentukan besaran kenaikan gaji, tunjangan hari raya, kompensasi PHK, hingga pesangon pensiun ke depan.
Tahapan negosiasi gaji biasanya merupakan proses paling akhir sebelum Anda resmi diterima bekerja. Perekrut akan mengundang Anda untuk membicarakan kontrak sekaligus menegosiasikan gaji yang diinginkan. Tahap ini sangat krusial, karena akan menentukan perjalanan Anda selanjutnya di pekerjaan yang Anda inginkan.
Mengutip dari Jobstreet.id, berikut in tips menegosiasikan gaji secara tepat, berdasarkan tiga tahapan penting dalam proses penerimaan kerja.
Tahap persiapan
Sebelum menegosiasikan gaji dengan perekrut kerja, Anda harus menyadari bahwa gaji adalah hak yang akan Anda terima setelah melakukan pekerjaan sesuai kemampuan dan tanggung jawab.
Kekhawatiran akan adanya penolakan sampai takut kehilangan pekerjaan, justru jadi penghambat Anda bisa menegosiasikan gaji terbaik. Berikut ini adalah hal yang bisa Anda lakukan untuk persiapan proses negosiasi gaji:
- Memahami kelebihan dan kekurangan diri
Anda harus mengenali kelebihan dan potensi diri yang dimiliki, untuk ditawarkan sebagai bentuk kontribusi bagi perkembangan perusahaan, termasuk berbagai kemampuan yang sangat dicari oleh perusahaan. Anda dapat menuliskan ringkasan mengenai pencapaian kinerja, penghargaan dari perusahaan, bahkan testimoni dari rekan kerja dan atasan Anda sebagai nilai jual yang dapat digunakan saat negosiasi berlangsung. - Riset nominal gaji
Pastikan Anda mempertimbangkan sejumlah faktor penting saat mengajukan kisaran gaji yang layak Anda dapatkan. Faktor-faktor itu, antara lain indikator penilaian kinerja, Upah Minimum Regional (UMR), besar kecilnya perusahaan, jenjang pendidikan terakhir, pengalaman kerja, hingga sertifikasi yang dimiliki. - Menentukan waktu yang tepat
Selain menegosiasikan gaji pada saat diterima kerja, Anda juga bisa melakukan neoosiasi kenaikan di perusahaan tempat Anda bekerja saat ini. Dalam konteks ini, penentuan waktu yang tepat sangat penting diperhatikan. Biasanya, setiap perusahaan memiliki waktunya tersendiri untuk mengevaluasi kinerja, dan kesempatan ini adalah waktu yang tepat. Namun, bila waktunya mendesak, sebaiknya hal ini Anda sampaikan kepada atasan serta divisi sumber daya manusia, untuk selanjutnya mendapatkan jadwal audiensi.
Proses negosiasi
Dalam tahap ini, proses penting yang harus Anda lakukan adalah meyakinkan perekrut atau SDM, bahwa Anda layak menerima gaji yang diajukan. Untuk itu, sejumlah hal pun perlu Anda perhatikan, seperti:
- Tunjukkan percaya diri
Sikap ini bisa menjadi salah satu kriteria penilaian yang bisa menentukan proses negoasiasi bisa lancar atau tidak. Rasa percaya diri akan membuat Anda lebih meyakinkan, tidak tegang, dan lebih profesional dalam menyampaikan negosiasi. - Fokus menyampaikan riset diri
Anda telah menyiapkan ringkasan mengenai pencapaian kinerja, penghargaan dari perusahaan, atau bahkan testimoni dari rekan kerja serta atasan sebagai kelebihan yang dapat ditawarkan untuk perkembangan perusahaan. Pastikan Anda menyampaikan hal ini, dan dikaitkan dengan hasil riset mengenai nominal gaji yang layak didapatkan oleh pegawai dalam posisi Anda. - Komunikasi secara jujur
Tak ada salahnya menambahkan beberapa alasan yang berhubungan dengan besaaran gaji yang Anda inginkan, secara jujur. Alasan ini dapat meliputi jarak ke tempat kerja yang dapat berdampak pada biaya transportasi, loyalitas dalam berkontribusi untuk perusahaan, atau bahkan kesulitan yang Anda alami dalam memenuhi tanggung jawab, karena upah yang dirasa belum sesuai. - Tegas tapi tetap fleksibel
Sampaikan dengan tegas nominal angka upah yang Anda inginkan dan menghindari kisaran gaji seperti “Rp5.000.000 - Rp8.000.000”. Semakin spesifik angka yang disebutkan, maka makin tinggi pula kemungkinan untuk dikabulkan, karena departemen SDM akan mendapatkan impresi bahwa nominal diajukan sudah relevan dengan kondisi pasar kerja dan hasil riset Anda.
Menyikapi hasil negosiasi
Tahapan ini adalah bagian terakhir dari negosiasi, yang berarti saat di mana hasilnya ditentukan. Ada dua kemungkinan, negosiasi diterima atau ditolak.
Jika diterima, Anda perlu memberikan apresiasi dan menyikapinya dengan bekerja secara lebih semangat, sesuai ekspektasi perusahaan yang mengabulkan permintaan Anda. Sebaliknya, bila ditolak atau tidak sesuai negosiasi, Anda tak perlu kecewa, karena ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti:
- Inisiatif bertanya
Hal ini untuk memastikan apa alasan utama kantor tidak menerima negosiasi yang Anda ajukan dalam penerimaan kerja. Anda juga perlu bertanya, seandainya ada opsi lain yang bisa diberikan oleh kantor, misalnya dalam bentuk fasilitas atau insentif. - Mengajukan diskusi lanjutan
Dalam konteks pekerjaan yang sudah berjalan, bila atasan Anda memberi kesempatan untuk mendiskusikan lagi gaji Anda, maka pastikan Anda tetap teguh pada pertimbangan dan pendapat soal kelayakan Anda mendapatkan gaji yang diinginkan. - Opsi lain
Selain nominal gaji, banyak faktor lain yang dapat Anda tawar sebagai upaya mendapat benefit dalam menjalani pekerjaan. Cobalah untuk meminta penyesuaian lain seperti tambahan jatah cuti, opsi bekerja dari rumah, atau bahkan penyesuaian tunjangan biaya transportasi.
Demikianlah beberapa hal yang bisa jadi tips menegosiasikan gaji. Semoga bermanfaat.