Jokowi Sebar Bantuan Gagal Panen Rp122 Juta Sampai Rp200 Juta

Jokowi ingin para petani memulai masa tanam padinya.

Jokowi Sebar Bantuan Gagal Panen Rp122 Juta Sampai Rp200 Juta
Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan pidato saat penyerahan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 2024 di kompleks gudang Bulog Temanggung, Jawa Tengah, Senin (22/1). ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerahkan bantuan kepada Petani gagal panen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (23/1). Besaran bantuan pemerintah tersebut mencapai Rp122 juta hingga Rp200 juta per kelompok tani.

“Semoga waktu yang sangat dekat dan uangnya bisa diterima petani, dan bisa dipakai untuk [menanam], dan segera panen,” kata Jokowi yang disiarkan secara virtual, Selasa (23/1).

Alasan pemberian bantuan ini, kata Jokowi, adalah karena banyak petani yang mengalami gagal panen akibat El Nino, banjir, dan juga kekeringan berkepanjangan.

Dengan bantuan tersebut, Jokowi berharap petani dapat memulai musim tanam padinya.

“Kalau sudah panen, kita tidak usah banyak impor ke negara lain. Karena mereka sedang ngerem untuk jual berasnya,” ujarnya. “Uang ini untuk biaya produksi. Moga-moga dalam 3-4 bulan bisa panen, dan produktivitas bisa dinaikkan."

Dalam penyerahan ini, Jokowi menyebut penerima hari ini adalah petani untuk wiayah Kabupaten Grobongan, Kudus, Jepara, Demak dan Pati. Ia menyebut wilayah terdampak di Jawa Tengah sekitar 16.000 hektare. Bantuan yang diberikan juga sudah dihitung Rp8 juta per hektare. 

"Ini bukan hanya negara kita saja, negara-negara lain juga kena masalah yang sama, terkena hal yang sama. Ada yang kekeringan yang panjang, ada juga yang kebanjiran. Itulah perubahan iklim yang semakin nyata kita lihat," kata Jokowi.

Defisit produksi beras awal 2024

Target produksi beras pada 2024 mencapai 35 juta ton. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target tahun lalu yang mencapai 31 juta ton.

Pemerintah memprediksi produksi padi pada Januari–Februari 2024 mengalami defisit dari total kebutuhan 2,5 juta ton per bulan. Berdasarkan kerangka sampel area BPS, defisit beras pada Januari 2024 diperkirakan mencapai 1,61 juta ton dan pada Februari 2024 mencapai 1,22 juta ton. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlambatan pada musim tanam padi.

Untuk menutup defisit, pemerintah tidak mau mengambil risiko sehingga memutuskan mengimpor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun ini secara bertahap.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI