Jakarta, FORTUNE - Bank Dunia menilai lonjakan ketidakpastian dalam perdagangan memperburuk akumulasi utang di negara-negara berkembang. Lonjakan tersebut juga memperlambat laju pertumbuhan negara-negara dunia kegita itu.
Sementara itu, penurunan tarif dari Presiden AS Donald Trump diyakini dapat mendorong pemulihan cukup signifikan. Indermit Gill selaku Kepala Ekonom Bank Dunia mengungkapkan para ekonom dunia dengan cepat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Revisi proyeksi diterapkan pada negara-negara maju. Sementara revisi untuk negara berkembang masih relatif moderat.
Hal ini terjadi setelah Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif impor baru yang disebut Gill sebagai "tsunami tarif".
Menurut laporan Reuters, dikutip Senin (28/4), dalam pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia i Washington, isu utama yang mendominasi adalah kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif impor AS.
Kebijakan tersebut belum pernah terjadi dalam satu abad terakhir. Selain itu, respons China, Uni Eropa, Kanada, dan negara lainnya perihal tarif impor AS pun bisa berpengaruh pada kondisi ekonomi.