Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI

- Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2025 menjadi 4,7%.
- Faktor penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi adalah ketidakpastian kebijakan perdagangan global serta penurunan harga komoditas
- Kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah karena penurunan harga komoditas global dan sektor manufaktur alami pelambatan.
Jakarta, FORTUNE - Bank Dunia (World Bank) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2025 menjadi 4,7%. Angka ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 5,1% yang diumumkan pada Oktober 2024.
Dalam laporan terbaru Bank Dunia berjudul The Macro Poverty (MPO) Outlook edisi April 2025, penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan global serta penurunan harga komoditas. Hal tersebut diperkirakan akan mempengaruhi ketentuan perdagangan Indonesia dan menurunkan tingkat kepercayaan investor.
"Meskipun sulit untuk mengukur dampak penuh dari langkah-langkah baru-baru ini karena pergeseran kebijakan dapat terus terjadi," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Senin (28/4).
Meskipun demikian, Bank Dunia mencatat perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan berkat permintaan domestik yang kuat. Faktor lainnya adalah peningkatan belanja publik, terutama selama periode pemilu.
Di satu sisi, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah karena penurunan harga komoditas global. Sektor manufaktur yang berorientasi ekspor seperti tekstil, juga mengalami pelambatan.
Hal itu menyebabkan peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 20,2%. Namun, inflasi Indonesia dapat ditekan berkat membaiknya produksi pertanian dan kebijakan fiskal yang mendukung stabilisasi harga.
Inflasi tahunan rata-rata tercatat turun menjadi 2,3% pada 2024, dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 3,7%. Subsidi listrik yang diberikan pada awal 2025 berkontribusi untuk menjaga inflasi tetap rendah, yaitu hanya 1% pada Maret 2025.
Prediksi Bank Dunia terkait aspek fiskal
Dalam aspek fiskal, Bank Dunia menyoroti rasio pendapatan pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang pada 2024 tercatat sebesar 12,7%. Angka tersebut bisa dikatakan angka terendah di antara negara-negara berpenghasilan menengah.
Sementara itu, defisit fiskal diproyeksikan meningkat menjadi 2,7% dari PDB pada 2025. Bank Dunia menyarankan penutupan celah penerimaan pajak dapat memperluas ruang fiskal untuk mendanai Visi Indonesia 2045.
Mengenai kemiskinan, Bank Dunia memproyeksikan tingkat kemiskinan Indonesia yang diukur dengan garis kemiskinan negara berpenghasilan rendah (LMIC) akan turun menjadi 11,5% pada 2027.
Hal itu bisa terjadi bila didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Namun, kesenjangan output yang positif diperkirakan akan mendorong inflasi.
Di sisi eksternal, defisit transaksi berjalan Indonesia meningkat menjadi 0,6% dari PDB pada 2024. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1,7% pada 2027.
Nilai tukar rupiah juga mengalami depresiasi sebesar 2,3% hingga Maret 2025. Penyebabnya adalah tekanan dari pembayaran utang luar negeri dan aliran keluar dividen.
Meskipun demikian, Bank Dunia menilai bahwa langkah-langkah stimulus pemerintah dan reformasi untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Indonesia dapat mengimbangi dampak negatif tersebut.
Untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi dan status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, Indonesia perlu mempercepat reformasi struktural. Di dalamnnya termasuk pendalaman sektor keuangan serta perbaikan iklim investasi, perdagangan, dan bisnis.
Namun, risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan cenderung negatif. Ketidakpastian kebijakan perdagangan, pelemahan harga komoditas, dan ketidakpastian kebijakan domestik dapat menjadi tantangan.
Proyeksi IMF
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Perkiraan angkanya berada di bawah ambang psikologis 5%.
Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 4,7% pada 2025. Angkanya akan stagnan hingga 2026.
Angka tersebut merupakan revisi dari proyeksi IMF pada Januari. IMF sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,1% pada tahun ini dan tahun depan.