Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kebijakan Tarif Impor Trump dan Dampaknya bagi Pasar AS

Donald Trump presiden Amerika Serikat
Donald Trump (instagram.com/realdonaldtrump)
Intinya sih...
  • Kebijakan tarif baru Trump memicu protes dan kekhawatiran ekonomi AS
  • Trump tetap tidak tunduk meski terjadi penurunan indeks pasar saham
  • Ancaman tarif ini menyebabkan kontra dari negara mitra dagang dan keraguan di kalangan pendukung Trump

Jakarta, FORTUNE - Pengumuman kebijakan tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4) lalu membuat pasar keuangan negara tersebut terpuruk sejak pandemi Covid-19. Tak sedikit negara mitra dagang yang memberikan tarif balasan atas kebijakan Trump itu.

Para ekonom memperingatkan kebijakan tarif impor Trump itu dapat meningkatkan inflasi dan berpotensi membawa AS ke dalam resesi. Selain itu, hal ini juga membuat Partai Republik khawatir tentang masa depan partai mereka.

Atas kebijakan tarif impor ini, aktivis Demokrat berpartisipasi dalam unjuk rasa yang terjadi di seluruh negeri pada Sabtu (5/4). Demonstrasi itu disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025 lalu.

"Angin sedang berubah," kata Rahna Epting, pemimpin MoveOn, salah satu kelompok yang mengorganisasi demonstrasi ini, dikutip dari AP News, Minggu (6/4).

Indeks Down Jones merosot

Meski kebijakan tarif impor ini menuai protes dari banyak pihak, Trump tetap tidak tunduk. Ia berjanji bahwa hal ini akan membawa kebangkitan manufaktur dalam negeri dan membantu mendanai perpanjangan pemotongan pajaknya tahun 2017.

Trump bahkan tetap bersikeras ketika Down Jones turun 1.600 poin pada Kamis (6/4) lalu. Menurutnya, segala sesuatunya berjalan dengan sangat baik dan ekonomi akan melonjak.

Orang pertama di AS itu bahkan menghabiskan waktu santainya dengan bermain golf pada Jumat (5/4), ketika indeks anjlok 2.200 poin lagi. Gedung Putih juga menyatakan tetap pada pendiriannya, yakni mendukung kebijakan Trump.

"November lalu, Amerika dengan tegas menolak kebijakan-kebijakan yang berlaku seperti biasa, yang dikeluarkan oleh Washington DC," kata juru bicara Gedung Putih, Kush Desai.

"Seluruh pemerintahan Trump sepakat untuk melaksanakan mandat Presiden Trump untuk menolak status quo," sambungnya.

Pro dan kontra

Ancaman tarif ini membuat para pemimpin dunia mendatangi Trump untuk membuat kesepakatan. Di sisi lain, kebijakan ini menyebabkan pembalasan tajam dari China, bahkan Uni Eropa juga berjanji untuk melawan. Akibatnya, beberapa pendukung Trump mulai ragu.

Seorang pendukung Trump, Frank Amaroso (78) mengaku khawatir tentang kenaikan suku bunga dan inflasi jangka pendek, meskipun ia yakin bahwa kebijakan tarif tersebut akan baik bagi negara dalam jangka panjang.

"Saya pikir ia melakukan banyak hal terlalu cepat. Namun, mudah-mudahan semuanya akan selesai dengan cara yang bijaksana dan ekonomi akan bertahan sedikit dari kejatuhan," ucapnya.

Anggota Parlemen French Hill, dalam rapat umum dengan konstituen yang digelar pada Kamis malam, menyatakan keraguannya mengenai sifat tarif yang luas.

Hill yang mewakili distrik yang mencakup Little Rock menegaskan bahwa ia tidak mendukung kebijakan tarif impor Trump terhadap Kanada dan Meksiko. Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus pada negosiasi ulang perjanjian perdagangan AS dengan kedua negara tetangganya.

"Saya tidak mendukung tarif yang berlaku secara umum, jadi saya tidak mendukungnya dan saya akan mendesak perubahan di sana karena saya tidak berpikir hal itu akan menghasilkan banyak pendapatan yang telah ditetapkan," tuturnya.

"Saya pikir mereka melakukannya, tetapi secara pribadi, saya tidak berpikir mereka akan melakukannya, tetapi saya mendukung diplomasi perdagangan," tambahnya.

Di sisi lain, sebagian besar koalisi Trump dalam koalisi Make America Great Again tetap menyatakan dukungan mereka di hadapan publik. Seorang relawan Partai Republik yang berbasis di Texax, Doug Deason, mengatakan bahwa ia mendukung kebijakan tarif impor Trump, meskipun hal tersebut menyebabkan beberapa gangguan ekonomi.

"Ia memberi tahu kami selama pemilihan bahwa setiap warga Amerika akan menderita jika kapal ini terbalik," kata Deason.

"Sulit untuk melihat portofolio kami memburuk sedemikian rupa, tetapi kami mengerti. Kami berharap ia tetap pada jalurnya," imbuhnya.

Kebijakan tarif Trump dan Partai Demokrat

Saat Trump berjuang mengatasi ekonomi, Partai Demokrat mulai bangkit dari kekalahan mereka pada pemilu November 2024 lalu. Mereka meraih kemenangan dalam pemilihan Mahkamah Agung negara bagian Wisconsin yang sangat bergengsi pada Selasa (1/4), bahkan setelah Elon Musk dan kelompok afiliasinya menggelontorkan dana lebih dari US$20 juta untuk kontestasi tersebut.

Senator New Jersey Cory Booker kemudian menghembuskan semangat baru ke dalam perlawanan Demokrat dengan menyampaikan pidator berdurasi 25 jam yang memecahkan rekor, berfokus pada seruan bagi partainya untuk menemukan tekadnya.

Brooker mengatakan bahwa setelahnya, pergeseran politik yang signifikan telah dimulai, bahkan saat partainya mencoba belajar dari kesalahannya dalam pemilihan presiden 2024.

"Saya rasa Anda melihat lebih banyak energi, lebih banyak tekad, lebih banyak perasaan bahwa kita harus berjuang," kata Booker.

"Anda tidak bisa duduk diam lagi. Anda tidak bisa duduk di pinggir lapangan, ada gerakan yang lebih besar dan berkembang," sambungnya.

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan mencalonkan diri pada tahun 2028, meskipun saat ini ia masih berfokus pada pemilihan ulang senat yang digelar pada tahun 2026 mendatang.

Diketahui ada kesepakatan di kalangan Demokrat dan beberapa Republikan secara pribadi bahwa apa yang telah dilakukan oleh Trump terhadap ekonomi global dapat membantu mempercepat kembalinya Demokrat.

Salah satu pendiri kelompok perlawanan progresif yang dikenal sebagai Indivisible, Ezra Levin, telah mengkritik tanggapan pejabat Demokrat dalam beberapa minggu terakhir terhadap kepemimpinan Trump. Namun, ia sedikit bergembira terkait konsekuensi bagi Partai Republik Trump setelah pengumuman tarif.

"Menaikkan harga secara menyeluruh bagi konstituen Anda bukanlah hal yang populer," tegasnya.

Menurut Levin, kebijakan tarif impor Trump dapat menyebabkan pemusnahan total generasi partai, seperti apa yang pernah terjadi pada tahun 1932 silam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us