Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

IHSG Sempat Anjlok 9%, Rupiah Sentuh Rekor Terendah

ilustrasi saham
ilustrasi saham (unpslash.com/Marga Santoso)
Intinya sih...
  • IHSG anjlok 9% setelah libur Lebaran, mencapai titik terendah sejak Juni 2021.
  • Nilai tukar rupiah melemah 1,8%, mencetak rekor terendah sejak krisis moneter Asia pada 1998.
  • Bank Indonesia intervensi pasar keuangan untuk stabilkan nilai tukar rupiah dan menjaga keseimbangan permintaan dan pasokan dolar AS.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami guncangan hebat pada Selasa (8/4/2025), tepat setelah berakhirnya libur panjang Lebaran.

IHSG mencatat penurunan tajam hingga 9%, sehingga memicu diberlakukannya penghentian sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit.

Di saat yang sama, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga anjlok tajam, melemah sebesar 1,8% dan mencetak rekor terendah sejak masa krisis moneter Asia pada 1998.

Pada sesi awal perdagangan, IHSG sempat terkoreksi hingga 9,2%, menyentuh titik terendah sejak Juni 2021. Setelah trading halt diterapkan, indeks mulai sedikit pulih, tetapi tetap ditutup melemah sekitar 8,5% pada pukul 10.10 WIB.

Menurut data yang dikompilasi LSEG, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika jatuh ke level Rp16.850 per USD, melampaui titik terendah yang tercatat selama krisis ekonomi dua dekade silam. Ini menjadi peringatan serius akan kerentanan pasar keuangan nasional terhadap tekanan global, terutama dari kebijakan luar negeri negara adidaya.

Respons BI

Merespons kondisi ini, Bank Indonesia (BI) mengambil tindakan untuk meredam gejolak di pasar keuangan. Direktur Pengelolaan Aset Moneter dan Sekuritas BI, Fitra Judisman, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan intervensi aktif di berbagai segmen pasar keuangan, termasuk pasar valas spot, kontrak domestik non-deliverable forward (NDF), pasar obligasi, serta NDF di luar negeri.

Dalam pernyataannya, Fitra menyampaikan bahwa intervensi ini bertujuan menstabilkan nilai tukar rupiah yang tengah berada di bawah tekanan besar. Selain itu, BI juga tetap memantau perkembangan baik di dalam maupun luar negeri untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan dolar AS.

“Bank Indonesia akan melanjutkan upaya stabilisasi pasar untuk menjaga kepercayaan pasar dan menyeimbangkan pasokan dan permintaan dolar AS," tegasnya.

Pendapat analis

Meskipun upaya stabilisasi dilakukan secara agresif, sejumlah analis masih memproyeksikan bahwa tekanan jual terhadap saham akan terus berlanjut. Bahkan, pengelola bursa pun mengubah sejumlah aturan perdagangan untuk meminimalkan potensi kepanikan lebih lanjut.

Sebelum pasar dibuka pada hari Selasa itu, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan revisi terhadap sistem auto rejection atau penolakan otomatis terhadap transaksi.

Bila sebelumnya batas penolakan berada di kisaran penurunan harga 20% hingga 35%, kini diturunkan menjadi 15%. Artinya, apabila sebuah saham turun hingga 15% dalam satu sesi perdagangan, maka sistem akan secara otomatis menolak order penjualan yang masuk.

Selain itu, aturan baru juga diberlakukan terkait trading halt. Jika indeks utama mengalami penurunan 8%, maka akan terjadi penghentian perdagangan selama 30 menit, lebih lama dibandingkan sebelumnya yang hanya 5%.

Bila setelah dibuka kembali indeks kembali terkoreksi hingga total 15%, maka perdagangan akan dihentikan lagi selama 30 menit. Apabila IHSG jatuh hingga melewati ambang 20%, maka perdagangan akan dihentikan sepenuhnya hingga akhir hari.

Menurut pihak bursa, aturan ini bertujuan memberikan waktu kepada investor untuk mencerna dan memproses informasi dengan lebih baik, serta menjaga kestabilan pasar.

Kepala Eksekutif BEI Iman Rachman menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko pasar akibat ketidakpastian global.

“Ini diambil untuk mengantisipasi kondisi pasar. Kami tidak ingin menciptakan kepanikan, tetapi kami ingin investor domestik dan asing merasa yakin bahwa kami memberi mereka cukup ruang untuk bertransaksi setelah lebih dari seminggu libur,” tuturnya.

Namun, sejumlah pelaku pasar menilai bahwa revisi aturan tersebut hanya akan berfungsi sebagai langkah mitigasi jangka pendek.

Wakil Presiden Pemasaran, Strategi dan Perencanaan Kiwoom Sekuritas, Otavianus Andi, menyebut bahwa penyesuaian dalam sistem perdagangan memang bisa memberikan dukungan sementara bagi IHSG. Meski demikian, ia menekankan bahwa faktor utama yang menyebabkan gejolak tetaplah kebijakan ekonomi makro dan pengaruh kebijakan tarif dari AS.

“Pada dasarnya, kekhawatiran di pasar disebabkan oleh faktor ekonomi makro dan kebijakan tarif Trump,” ujarnya.

Ia juga menyarankan agar pemerintah mengambil kebijakan strategis secara menyeluruh untuk menenangkan pasar.

“Jadi menurut kami, untuk meredakan tekanan pasar, diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk menjaga stabilitas rupiah, memastikan pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5%, dan respons strategis untuk menjaga surplus perdagangan Indonesia,” tambahnya.

Respons pemerintah

Sebagai informasi tambahan, pasar saham Indonesia kembali dibuka pada 8 April 2025 setelah tutup cukup lama sejak 27 Maret 2025 karena libur Lebaran. Saat kembali dibuka, IHSG langsung mengikuti tren negatif yang sebelumnya terjadi di pasar global, terutama setelah pengumuman tarif baru dari pemerintah AS yang diumumkan pekan lalu.

Salah satu kebijakan tersebut adalah pengenaan tarif impor sebesar 32% terhadap berbagai produk asal Indonesia. Menghadapi tekanan tersebut, pemerintah Indonesia berencana untuk memilih jalur diplomasi dibanding membalas tarif dengan kebijakan serupa.

Otoritas terkait tengah mempersiapkan delegasi tingkat tinggi yang akan dikirim ke Washington dalam waktu dekat. Delegasi ini akan membawa sejumlah proposal, termasuk rencana peningkatan pembelian produk-produk asal AS, sebagai negosiasi agar Indonesia dapat memperoleh pengecualian atau penyesuaian tarif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us