Jakarta, FORTUNE - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin (28/2). Kebijakan ini diambil sebagai langkah darurat, disertai imbauan kepada perusahaan-perusahaan eksportir untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.
Dalam pernyataan resminya, bank sentral Rusia mengatakan kenaikan suku bunga utama akan mengerek bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi.
Ini diperlukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan masyarakat dari depresiasi nilai tukar.
"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," demikian petikan pernyataan tersebut, seperti dikutip Antara.
Selanjutnya, Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, akan mengadakan pengarahan pada pukul 13.00 GMT. Selain menaikkan suku bunga, bank sentral dan kementerian keuangan juga bersama-sama memerintahkan perusahaan-perusahaan eksportir Rusia untuk menjual 80 persen dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar.
Seruan tersebut menambah daftar tindakan yang diumumkan pemerintah Rusia sejak Kamis (24/2) untuk mendukung pasar domestik, di tengah upaya negara tersebut mengelola dampak yang meluas dari sanksi ekonomi Barat menyusul invasi ke Ukraina.