NEWS

Kemendag Targetkan Transformasi Digital 30 Juta UMKM

Digitalisasi diharapkan untuk meningkatkan daya saing UMKM.

Kemendag Targetkan Transformasi Digital 30 Juta UMKMWisatawan sedang memilih suvenir di Pasar Klewer, Solo. (Shutterstock/Mahardhika Argha)
25 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dalam laporan e-Conomy SEA 2020 rilisan Google, Temasek, dan Bain, sektor e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan hingga 54% dengan capaian US$32 miliar selama pandemi. Hal ini menjadi bagian pertumbuhan nilai ekonomi berbasis internet Indonesia yang mencapai 11% pada 2020.

Berdasarkan data Indonesian E-Commerce Association (idEa), hingga pertengahan Agustus 2021 lebih dari 14 juta pelaku UMKM atau sebesar 22 persen dari total UMKM seluruh Indonesia telah bergabung dan menggunakan aplikasi digital sebagai sarana untuk beroperasi.

Mengutip rilis Kementerian Perdagangan, Senin (23/8), Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menargetkan transformasi digital pada 30 juta pelaku (UMKM) pada akhir 2023. Digitalisasi diharapkan dapat memperluas pemasaran melalui lokapasar (marketplace), memperkuat pasar di dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk UMKM di Indonesia.

Transformasi digital

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi.
Dok. Humas Kemendag

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo RM Manuhutu, mengatakan langkah yang perlu diperhatikan untuk Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2022 yaitu melakukan klasifikasi digitalisasi UMKM berdasarkan target pasar masing-masing, pembagian wilayah cakupan UMKM (lokal, nasional, dan berorientasi ekspor), serta meningkatkan kapabilitas digital.

UMKM diharapkan melakukan transformasi digital melalui pemasaran menggunakan platform transaksi digital agar produk UMKM lokal dapat dikenal luas. Selain itu, mendorong konsumen Indonesia untuk membeli produk lokal, serta bangga menggunakan produk Indonesia.

"Misalnya untuk produk kopi, banyak produk kopi luar negeri yang menggunakan biji kopi Indonesia. Kita harus mengubah pandangan supaya produk kopi Indonesia tidak hanya berjaya di pasar lokal tapi juga berjaya di pasar internasional,” kata Odo.

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia

UMKM Kuliner di Rokan Hilir, Riau.
UMKM Kuliner di Rokan Hilir, Riau. (ShutterStock/Geovani Gea)

Related Topics