Pemerintah Berkomitmen Kembangkan Mobil Listrik
Indonesia ingin jadi basis produksi-ekspor mobil listrik.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah berkomitmen mengembangkan industri mobil listrik dan berbagai infrastrukturnya meski angka penjualan mobil dan transisi penggunaan bahan bakar terbarukan masih dirasa belum maksimal.
“Perubahan yang cukup radikal ini memang tidak mudah. Namun yang paling penting, kita melihat sudah ada komitmen dari pemerintah terhadap mobil listrik,” kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, saat mengunjungi Pabrik Wuling Motors di Kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat, pada Selasa (24/8)
Seperti diberitakan ANTARA News, Moeldoko mengatakan Indonesia semakin dekat dengan pengembangan industri mobil listrik. Infrastruktur untuk kegiatan produksi mobil listrik dalam negeri pun tengah dikembangkan. Selain itu, sejumlah negara industri otomotif dunia, seperti Jepang maupun Tiongkok, juga telah menunjukkan keseriusan berinvestasi pada sektor industri mobil listrik Indonesia.
Tantangan penjualan mobil listrik
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga semester pertama 2021, penjualan mobil listrik di Indonesia baru mencapai 1.900 unit. Sedangkan pada 2020, 1.234 unit. Ini jelas masih amat jauh bila dibandingkan penjualan mobil berbahan bakar minyak yang mencapai 391.569 unit pada semester-I 2021.
Moeldoko menyampaikan tiga faktor penyebab rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap mobil listrik menurut survei konsultan manajemen Solidiance pada 2018. Faktor itu adalah daya jelajah kendaraan listrik yang terbatas, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih minim, dan harga mobil listrik yang cenderung lebih mahal dibandingkan mobil konvensional.
Sementara itu, Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto, mengungkapkan perkembangan mobil listrik di Indonesia belum terlalu baik karena daya beli masyarakat Indonesia masih rendah. “Sementara, harga jual kendaraan listrik masih di atas Rp600 juta, masih cukup mahal. Pangsa pasar kendaraan bermotor di Indonesia adalah yang harganya Rp300 juta ke bawah,” ujarnya kepada FORTUNE Indonesia, Rabu, (25/8).
Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB)
Pada Maret 2021, Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menyosialisasikan program penggunaan mobil listrik di lingkungan kementerian dan lembaga melalui program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB).
Pemerintah, kata Moeldoko, tidak tinggal diam menanggapi masalah ini. Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan. Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah menyusun Peta Jalan Kendaraan Operasional K/L dan Angkutan Umum dari Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) ke KBL-BB.
Upaya dan dukungan lain
Di pihak lain, Kementerian ESDM bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN ditunjuk membangun infrastruktur pendukung berupa SPKLU. Hingga April 2021, telah dibangun 112 unit SPKLU pada 83 lokasi di Indonesia. Selain itu, PLN juga menyiapkan berbagai stimulus untuk meningkatkan minat pasar untuk menggunakan KBL-BB.
KSP pun menekankan pentingnya pergeseran menuju industri mobil listrik dengan sumber energi terbarukan. Mobil listrik menjadi solusi dalam mengurangi konsumsi bahan bakar fosil serta meningkatkan kualitas lingkungan dan udara. Moeldoko optimis, Indonesia akan mampu meningkatkan peluang menjadi basis produksi dan ekspor KBL-BB.