NEWS

Kasus Omicron Terus Melonjak, Kemenkes Jaga Keterisian Rumah Sakit

Penularan Omicron bisa 2-3 kali lebih cepat dari Delta.

Kasus Omicron Terus Melonjak, Kemenkes Jaga Keterisian Rumah SakitMenteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat menyempaikan keterangan pers, Senin (31/1). (tangkapan layar Setkab)
31 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kesehatan mengantisipasi keterisian rumah sakit di tengah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, puncak penyebaran Omicron pada akhir Februari.

Menurut Budi, data yang diperoleh dari beberapa negara menunjukkan, tingkat bahaya Omicron memang tak setinggi varian Delta, namun penularannya bisa 2-3 kali lebih cepat daripada varian sebelumnya. 

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat mempersiapkan diri bila dalam beberapa waktu ke depan terjadi lonjakan kasus Omicron. “Indonesia pasti akan mengalami ini. Kalau kita dulu puncaknya pernah 57.000 kasus per hari, kita mesti siap-siap dan waspada,” kata Budi, Senin (31/1). 

Melihat perkembangan yang terjadi, pemerintah yang sebelumnya fokus menekan laju penularan, kini mengubah strategi untuk menekan rawat inap RS dan tingkat kematian.

Di wilayah dengan sebaran virus Covid-19 tertinggi, DKI Jakarta mencatat tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) perawatan pasien Covid-19 telah mencapai 56 persen. Demikian halnya dengan BOR untuk intensive care unit (ICU) yang sudah mecnapai 19 persen. Dengan perkembangan saat ini, masyarakat diminta waspada. 

Vaksinasi jadi kunci

Hingga Senin (31/1), kata Menteri Budi, sudah ada 5 orang meninggal dengan kasus positif Omicron. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total kasus Omicron sendiri sudah mencapai 2.156 kasus per Minggu (30/1). Dalam sepekan, pertumbuhan kasus di Indonesia mencapai 71,79 persen.

Untuk itu, Menteri Kesehatan meminta seluruh masyarakat, terutama lansia dan anak-anak untuk segera melengkapi vaksinasi primer maupun vaksin booster.

“Karena, 60 persen yang meninggal itu belum vaksin lengkap dan 63 persen yang masuk RS dengan gejala sedang dan berat, itu belum divaksinasi lengkap,” kata Menkes.

Daerah vaksinasi rendah

Data pemerintah mencatat, saat ini masih terdapat sekitar 22 Kabupaten/Kota yang capaian dosis kedua umumnya masih di bawah 50 persen. Selain itu, ada 29 Kabupaten/Kota dengan dosis kedua untuk lansia yang berada di bawah 40 persen.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akselerasi dosis vaksin lengkap menjadi prioritas penting untuk dicapai. “Ketentuan berlaku mulai minggu ini, tetapi kami akan memberikan waktu transisi selama 2 minggu untuk kabupaten kota dapat mencapai target tersebut,” ujarnya.

Related Topics