NEWS

SKK Migas: Kenaikan Harga Energi Dunia Jadi Momen Peningkatan Produksi

SKK Migas perkirakan harga energi masih tinggi sampai 2023.

SKK Migas: Kenaikan Harga Energi Dunia Jadi Momen Peningkatan ProduksiShutterstock/Thaiview
12 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai kenaikan harga energi global akibat gejolak geopolitik–perang Rusia-Ukraina–dapat menjadi kesempatan emas bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan produksi.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan hingga 2023 harga migas diperkirakan masih tinggi. “Produksi dan lifting migas nasional yang saat ini masih jauh dari target APBN 2022 dan long term plan (LTP) industri hulu migas, sehingga perlu adanya program recovery plan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (12/7).

Dwi memperkirakan rata-rata harga minyak dunia masih tetap di atas US$80 per barel dan gas bumi di atas US$25 per MMBTU (Million British Thermal Unit) hingga 2023 mendatang. Sedangkan, harga spot gas alam cair, saat ini masih ada di kisaran US$43 MMBTU atau setara US$240 per barel setara minyak.

Capaian positif di semester 1/2022

Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto. (dok. Istimewa)

Meski produksi masih mengalami tantangan, kata Dwi, namun industri hulu migas mendapat capaian positif sepanjang semester pertama 2022. Hal ini terutama terkait dengan peningkatan penerimaan negara.

“Penerimaan negara sudah mencapai US$9,7 miliar, reservere placement ratio (RRR) yang sudah di angka 77 persen, serta cost recovery yang berhasil dijaga pada level yang rendah sebesar US$3,2 miliar,” ujar Dwi.

Fokus pada upaya ketahanan energi

Ilustrasi fasilitas pengolahan migas. Shutterstock/Oil and Gas Photographer

Related Topics