Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan turut menanggapi isu yang tengah menjadi perbincangan di kalangan masyarakat belakangan ini, yakni kasus dugaan korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.
Luhut mengatakan akan mendorong penggunaan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk diperluas ke sektor lain, termasuk timah. Platform ini ditujukan untuk meningkatkan tata kelola di sektor mineral dan batu bara.
“Kami akan masukkan timah ke sistem ini agar kami bisa melacak asal timah, apakah tempat tersebut benar? Apakah sudah membayar pajak dan royalti,” kata Luhut lewat video singkat yang diunggah melalui akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan pada Kamis (4/4).
Luhut pun menyayangkan praktik kasus korupsi yang saat ini terjadi pada tata niaga komoditas timah.
“Ya, kasus timah ini memang pembelajaran buat kita semua. Jujur kami mungkin agak terlambat mendigitalisasi hampir semua dengan Simbara. Semua Kementerian kami dorong untuk digitalisasi dan itu kita link-in pada Simbara ini,” ujarnya.
Jika data terkait timah dan barang tambang lainnya sudah diintegrasikan ke dalam ekosistem Simbara, kata Luhut, maka seluruh proses tata kelola dapat diawasi secara real time oleh lintas Kementerian dan Lembaga. Hal ini berkaca dengan komoditas batu bara yang telah menggunakan sistem ini.
“Batu bara kami tahu persis asalnya dari mana, jumlahnya berapa, grade-nya dan seterusnya kami tahu. Dengan begitu kami bisa menarik pajaknya dan menarik royaltinya dengan benar,” ujarnya.