Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cina Ukir Sejarah Baru Antariksa dengan Satelit DRO Pertama Dunia

Ilustrasi satelit. Shutterstock/Andrey Armyagov
Intinya sih...
  • Satelit-satelit ini membentuk jaringan konstelasi di ruang Bumi-bulan, suatu wilayah yang mencakup hingga 2 juta kilometer dari permukaan Bumi.
  • Tim peneliti akan mengeksplorasi jenis-jenis orbit lain di wilayah Bumi-bulan dan melakukan penelitian lanjutan pada bidang mekanika kuantum dan fisika atom.

Jakarta, FORTUNE - Cina menanamkan tonggak penting dalam sejarah penjelajahan antariksa dengan keberhasilannya membangun konstelasi pertama di dunia yang terdiri dari tiga satelit yang beroperasi di distant retrograde orbit (DRO). Orbit unik dan sangat stabil ini terletak di wilayah antara Bumi dan Bulan, membuka jalan bagi misi antariksa masa depan yang lebih efisien, termasuk penerbangan berawak dan pembangunan infrastruktur di luar angkasa.

Konstelasi inovatif ini terdiri dari dua satelit baru, DRO-A dan DRO-B, yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS), serta satelit DRO-L yang telah lebih dulu mengorbit dekat Bumi. Ketiga satelit ini kini membentuk jaringan komunikasi yang menjangkau hingga 2 juta kilometer dari permukaan Bumi, di ruang antara planet kita dan satelit alaminya.

Menurut laporan dari kantor berita Cina, Xinhua, Kamis (17/4), keberhasilan ini didukung oleh karakteristik unik DRO yang memungkinkan pergerakan satelit dengan penggunaan energi minimal. Wang Wenbin, seorang peneliti dari Pusat Teknologi dan Rekayasa Pemanfaatan Antariksa CAS (CSU), mengatakan DRO memungkinkan pergerakan satelit yang efisien secara energi. Orbit ini stabil dan minim konsumsi bahan bakar, sehingga ideal sebagai titik pusat antara Bumi, Bulan, dan ruang angkasa yang lebih dalam. Ini membuka peluang besar untuk misi sains, pengembangan teknologi, hingga ekspedisi berawak.

Perjalanan menuju pencapaian ini bukannya tanpa tantangan. Peluncuran DRO-A dan DRO-B dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 13 Maret 2024 sempat mengalami kendala akibat anomali roket. Menghadapi situasi kritis, tim satelit melakukan manuver orbit darurat yang mereka sebut sebagai misi "hidup atau mati." Setelah menempuh perjalanan sejauh 8,5 juta kilometer, kedua satelit akhirnya berhasil mencapai orbit DRO yang dituju.

Uji coba oleh Cina

Keberhasilan ini tidak hanya menandai terobosan signifikan dalam kemampuan Cina untuk mengatasi anomali di ruang angkasa, tetapi juga dalam pengembangan teknologi navigasi otonom. Insinyur senior dari Akademi Inovasi Mikrosatelit CAS, Zhang Jun, menyatakan bahwa pencapaian ini "bukti fleksibilitas tinggi tim teknis dalam menghadapi tantangan kompleks dan membuka peluang eksplorasi luar angkasa berbiaya rendah."

Konstelasi ini juga telah berhasil menguji sistem komunikasi antara satelit dan stasiun bumi pada jarak lebih dari 1 juta kilometer. Berkat teknologi pengukuran antar-satelit yang dikembangkan secara mandiri, tim peneliti berhasil memangkas waktu pelacakan orbit secara drastis, dari dua hari menjadi hanya tiga jam.

Wakil direktur CSU, Wang Qiang, menambahkan bahwa keberhasilan ini telah memicu serangkaian eksperimen ilmiah dan teknologi canggih yang mendukung eksplorasi wilayah ruang Bumi-Bulan. Riset mengenai DRO oleh tim CAS sendiri telah dimulai sejak 2017, dan pada Februari 2022 mereka secara resmi meluncurkan rencana untuk membangun konstelasi tiga satelit berbasis DRO.

Lebih lanjut, Zhang Jun menyoroti proyek ini juga berhasil mengatasi hambatan utama dalam eksplorasi antariksa, termasuk keterbatasan pelacakan dari Bumi dan biaya operasional yang tinggi. Dengan mengandalkan sistem navigasi berbasis satelit ke satelit, operasionalisasi pada masa mendatang diharapkan menjadi jauh lebih efisien dan ekonomis.

Ke depan, tim peneliti berencana melanjutkan eksplorasi berbagai jenis orbit lain di kawasan Bumi-Bulan serta melakukan penelitian mendalam mengenai kondisi lingkungan antariksa di sekitar Bulan. Dengan memanfaatkan stabilitas jangka panjang yang ditawarkan oleh DRO, para ilmuwan juga berencana untuk melakukan penelitian lanjutan pada bidang mekanika kuantum dan fisika atom.

Langkah monumental ini tidak hanya menunjukkan kemajuan pesat teknologi antariksa yang dimiliki Cina, tetapi juga membuka babak baru dalam eksplorasi antariksa global. Era baru ini menjanjikan misi yang lebih hemat energi, lebih presisi, dan dengan ambisi yang lebih besar untuk menjelajahi batas-batas alam semesta.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us