NEWS

Banyak Bisnis Tutup, Pengangguran di Korea Selatan Meningkat

Pelonggaran aktivitas masyarakat dapat membuka peluang baru.

Banyak Bisnis Tutup, Pengangguran di Korea Selatan MeningkatMyeongdong, salah satu pusat perbelanjaan di Seoul, Korea Selatan/Pixabay

by Desy Yuliastuti

10 November 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Seoul, FORTUNE - Tingkat pengangguran di Korea Selatan (Korsel) dilaporkan meningkat pada Oktober. Tercatat angka orang-orang yang tidak bekerja di negara itu meningkat menjadi 3,2 persen dari 3 persen pada September.

Sebelumnya, sejumlah ekonom memprediksi kenaikan angka pengangguran hanya mencapai 3,1 persen. Dilansir dari Al Arabiya pada Rabu (10/11), kenaikan kali ini menandai peningkatan selama delapan bulan berturut-turut.

Kondisi pandemi Covid-19 yang diikuti dengan berbagai aturan pembatasan membuat banyak bisnis harus ditutup. Dalam beberapa waktu ke depan, pelonggaran sosial diharapkan dapat dilakukan.

Sejak awal November, Korea Selatan telah melonggarkan pembatasan sosial dan memberlakukan paspor vaksin di sejumlah tempat berisiko tinggi seperti gym, sauna, dan bar. Aturan baru ini bertujuan untuk menggerakkan warga Korea Selatan menuju hidup berdampingan dengan Covid-19 mulai Senin (1/11). 

Keputusan untuk melonggarkan pembatasan diambil karena lebih dari 75 persen populasi Korea Selatan telah menerima vaksinasi lengkap. Fase pertama pelonggaran pembatasan dari akan berlangsung selama sebulan. Rencananya, Korea Selatan akan menghapus semua pembatasan pada Februari tahun depan.

"Jalan untuk kembali ke kehidupan sehari-hari ini adalah jalan yang belum pernah kami lalui,” kata Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol dikutip dari Reuters, Rabu (10/11).

Para ekonom memperkirakan normalisasi aktivitas dan partisipasi berbagai pihak akan membuat tingkat pengangguran ke depan berkurang.

Jumlah peluang kerja mulai bertambah

Badan Pusat Statistik Nasional menerangkan, dibandingkan bulan sebelumnya  jumlah pekerja yang dipekerjakan naik 18.000. Sementara itu, golongan yang tidak bekerja meningkat lebih besar 51.000, menyumbang kenaikan angka pengangguran.

Akan tetapi, Kementerian Strategi dan Keuangan menganalisis kesempatan kerja di Korea Selatan telah pulih hampir 99,9 persen dibandingkan saat sebelum pandemi Covid-19.

Pada Oktober, sektor kesehatan dan pelayanan sosial menambahkan 300.000 posisi dari tahun sebelumnya. Pekerjaan meningkat 163.000 di industri transportasi dan pergudangan dan 108.000 di layanan pendidikan. Restoran dan hotel menambah 22.000 pekerjaan. Sektor manufaktur turun 13.000 posisi, kurang dari bulan sebelumnya.

Jumlah pekerja baru usia 20-an tertinggi dalam 17 tahun terakhir

Mengutip KBS World, tren perekrutan bulan Oktober yang dirilis Badan Statistik Nasional hari Rabu (10/11), jumlah pekerja baru tercatat 27.741.000 orang, meningkat sebanyak 652.000 orang. Hal yang diperhatikan adalah perekrutan kelompok usia 20-an tahun yang tercatat sebesar 58,7 persen pada bulan Oktober, ini merupakan rekor tertinggi dalam 17 tahun terakhir.

Badan Pusat Statistik Nasional mengungkap, bahwa jumlah pekerja baru berusia 20-an tahun meningkat di bidang telekomunikasi dan informasi tanpa tatap muka serta manufaktur. Sementara itu, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 788 ribu orang di bulan Oktober dan berkurang sebanyak 241 ribu orang dibandingkan setahun lalu.

Badan tersebut menilai, bahwa pertumbuhan itu dipengaruhi oleh peningkatan jumlah pekerja baru dan penurunan angka pengangguran dipengaruhi berbagai faktor. Seperti transformasi digital tanpa tatap muka, penguatan ekspor, dan efek dasar tahun lalu.

Lebih lanjut, Dewan Bank of Korea akan meneliti data pekerjaan dengan cermat karena mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada tinjauan kebijakan 25 November mendatang. Risalah pertemuan Oktober menunjukkan, mayoritas dewan menyukai pengetatan lebih lanjut karena ekonomi pulih dan risiko keuangan meningkat.