NEWS

Alliance-Kemenkomarves Tekankan Peran Masyarakat Atasi Sampah Plastik

Persoalan sampah plastik jadi tantangan berat di Tanah Air.

Alliance-Kemenkomarves Tekankan Peran Masyarakat Atasi Sampah PlastikHead of Corporate Communications Alliance, Tania Tan dalam temu media di Jakarta (1/11)/Fortune IDN/Desy Y.
02 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Head of Corporate Communications Alliance to End Plastic Waste  (Alliance), Tania Tan mengatakan, perubahan perilaku masyarakat menjadi salah satu kunci penting untuk mendukung kesuksesan mengatasi sampah plastik di Indonesia. Menurutnya, persoalan sampah plastik masih menjadi tantangan berat di Tanah Air dan membutuhkan tindakan kolektif.

Dalam media briefing 'Bersih Indonesia  di Jakarta, Selasa (1/11), Tania menjelaskan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan Pemerintah Kabupaten Malang bersama Alliance berkolaborasi dalam program Bersih Indonesia untuk mengatasi persoalan sampah plastik. 

“Inilah mengapa kami membawa pemerintah, perusahaan, mitra, komunitas investor, semua bersama-sama untuk beraksi (mengelola sampah plastik). Karena ini benar-benar bagaimana kita dapat mengambil semua tantangan sampah bersama-sama," ujarnya.

Alliance sebelumnya ikut berkontribusi dalam pembangunan sistem manajemen sampah yang membantu pengolahan sampah untuk 160.000 masyarakat di Jembrana, Bali pada 2021 dan mendorong komunikasi dengan masyarakat sekitar tentang keuntungan pemilahan, pemrosesan dan daur ulang sampah.

Pembangunan TPST dan SPA

Pengalaman tersebut akan digunakan juga untuk mendukung lima fasilitas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan empat Stasiun Peralihan Antara (SPA) yang akan dibangun di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Mereka akan mengetahui tidak perlu lagi membakar sampah di halaman rumah, sebagai contoh. Dari sana mereka dapat memberitahu masyarakat yang lain," jelasnya.

Fasilitas di Kabupaten Malang sendiri ditargetkan akan memberikan pelayanan persampahan terintegrasi untuk lebih 2,6 juta penduduk ketika beroperasi penuh pada 2025. 

Saat program sudah beroperasi sepenuhnya, sistem itu ditargetkan untuk mengalihkan lebih dari 50.000 ton sampah plastik setiap tahunnya, dengan tingkat daur ulang lebih dari 60 persen. Sistem itu diharapkan dapat menciptakan 3.000 lapangan pekerjaan baru.

Perlu inovasi dan kolaborasi

Dalam peluncuran Bersih Indonesia pada Mei 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penyelesaian masalah sampah sudah tidak bisa dilakukan dengan cara biasa.

"Tetapi harus dengan inovasi dan dilakukan dengan cara kolaborasi berbagai pihak," kata Menko Luhut dalam peluncuran Bersih Indonesia pada 18 Mei 2022.

Berdasarkan data, jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 68,5 juta ton per tahun. Sedangkan Kabupaten Malang, produksi sampah yang dihasilkan dari 2,6 juta penduduk sebanyak 1.300 ton per hari, dengan timbunan 474 ribu ton per tahun. 15,19 persen di antaranya merupakan sampah plastik.

"Data ini memperlihatkan kita bahwa banyak sekali sampah plastik yang bisa jadikan bahan baku untuk daur ulang. Dan saya kira harus dilakukan, karena ini akan menciptakan banyak lapangan kerja," tuturnya.

Program ini menurutnya harus bisa menggabungkan model pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular. Dengan demikian, bisa meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dan memfasilitasi pengembangan ekosistem hilir untuk mengambil daur ulang (termasuk daur ulang bernilai lebih rendah) dari Kabupaten Malang dan mengubahnya menjadi bahan baru untuk industri.

Sebagai informasi, The Alliance to End Plastic Waste (The Alliance) adalah organisasi nirlaba global dengan misi untuk mengakhiri sampah plastik di lingkungan. Fokus the Alliance adalah mengimplementasikan proyek dan berinvestasi dalam solusi inovatif untuk mengembangkan atau meningkatkan sistem pengelolaan sampah. Pada Desember 2021, the Alliance telah melaksanakan lebih dari 35 proyek di 29 negara di seluruh dunia.

Sejak 2019, the Alliance telah mengumpulkan jaringan global yang terdiri lebih dari 90 pemimpin industri di seluruh rantai nilai plastik serta pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, dan komunitas untuk memajukan ekonomi sirkular untuk sampah plastik. 

Related Topics