Izin Impor Dirilis, Stok Gula dan Daging Dipastikan Aman
Pemerintah merilis izin impor untuk gula, sapi, dan gula.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menerbitkan izin impor gula konsumsi dan daging sapi untuk kebutuhan dalam negeri tahun ini. Untuk gula, pasokannya telah diamankan demi mencegah lonjakan harga.
"Seperti gula, izin impornya sudah saya keluarkan. Itu akan menjadi cukup, lebih dari cukup untuk memastikan bahwa kalau terjadi kenaikan harga kita mempunyai stok yang cukup untuk kepentingan nasional," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers perdagangan 2022 yang digelar virtual, Selasa (18/1).
Daging impor akan masuk Indonesia pada Januari
Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor daging sapi, yang sebagian dari izinnya dalam proses realisasi.
Selama ini, impor daging sapi beku kebanyakan berasal dari Australia. Selain impor daging sapi beku, pemerintah juga mendatangkan sapi bakalan yang akan digemukkan di peternakan dalam negeri.
"Saya bisa memastikan bahwa semua izinnya sudah keluar, sudah di market, dan mereka sudah siap masuk,” ujarnya.
Selain daging, Lutfi menyebut, izin impor beberapa barang juga sudah dikeluarkan. Diperkirakan barang-barang tersebut akan masuk ke pelabuhan Indonesia pekan depan atau akhir Januari.
Impor bawang 2021 masih sisa
Untuk rencana impor bawang putih di 2022 ini, volumenya diprediksi tak akan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, hingga saat ini, impor bawang putih masih mencapai 95 persen dari total kebutuhan domestik.
Pada 2021, Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan rekomendasi impor 864 ribu ton. Izin impor yang diterbitkan Kemendag hanya sekitar 600 ribu ton.
"Yang kita keluarkan di Kementerian Perdagangan hanya 600 ribu ton, realisasinya tidak lebih dari 475 ribu ton. Jadi memang biasanya kita mengimpor untuk bawang putih sekitar 500 ribu ton, dan ini sesuai dengan apa yang kita jalankan dari tahun per tahunnya," tutur Lutfi.
Ekonom minta pemerintah waspadai ini
Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia (UI), Mohamad Ikhsan, mengatakan, pemerintah harus siap menghadapi tantangan di awal tahun karena situasi iklim yang dapat menganggu proses produksi pangan nasional. Gejolak harga pangan akan mempengaruhi laju inflasi terutama inflasi bahan pangan bergejolak.
Ia mengakui, selama 2021 inflasi bahan pangan bergejolak cukup terkendali yakni di kisaran 3,2 persen. Berbeda seperti sebelum 2018 di mana inflasi dari pangan dapat melonjak hingga 7 persen per tahun.
Meski demikian, menyambut tahun baru sejumlah mitigasi harus lebih dipersiapkan agar angka inflasi bisa dijaga, tidak terlalu tinggi namun juga tidak rendah.
"Stok (pangan) harus naik, dan kita harus membuka keran impor jika stok di dalam negeri tidak ada. Kuncinya produksi harus dijaga dan dari sisi rantai pasok juga dijaga," kata dia.