Mendag Zulhas Targetkan Tiap Pesantren Ada Supermarket Murah
Kementerian Perdagangan gandeng PBNU.
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan menjalin kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengembangkan kewirausahaan di lingkungan pesantren. Kerja sama ini dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman pada 10 Agustus 2022 di Yogyakarta.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menargetkan setiap pesantren memiliki supermarket murah yang kelak akan melatih para santri mengembangkan sisi kewirausahaannya. Pria yang disapa Zulhas itu mengatakan akan memberdayakan warung-warung pesantren dengan memasok barang-barang kebutuhan pokok langsung dari produsen.
Selain itu, Kemendag juga bakal mendorong transformasi digital, "sehingga warung-warung itu bisa berkembang dan bersaing dengan baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/8).
Mengembangkan kewirausahaan
Dia melanjutkan kerja sama dengan PBNU ini merupakan upaya pemerintah melibatkan PBNU untuk membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2045. Pada tahun tersebut, Indonesia memasang target untuk menjadi bagian dari kelompok negara maju.
Kewirausahaan di lingkungan pesantren PBNU ini, menurutnya, bisa berkembang dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing, produktivitas di sektor ekonomi, dan kesanggupan melakukan transformasi digital. Zulhas merasa pemerintah perlu terlibat aktif menguatkan pemahaman akan digitalisasi kepada para santri.
Penguatan ini sangat penting agar kewirausahaan bisa terkelola dengan baik, sehingga muncul supermarket murah dari pesantren.
Ada 48 ribu warung bentukan Kemendag
Saat ini, telah terdapat 48 ribu warung bentukan Kementerian Perdagangan di seluruh Indonesia. Melalui program yang sudah jalan itu, dia meyakini kerja sama tersebut bisa efektif karena hampir 97 persen pedagang ada di tiap lingkungan pesantren.
"Dari produksinya langsung kita bantu agar bisa berkembang dengan baik dan bersaing dengan pasar umumnya," ujarnya.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan kerja sama dengan Kementerian Perdagangan dapat kembali membangkitkan semangat wirausaha yang telah dimiliki NU sejak lama, yaitu Nahdlatut Tujjar. "Nahdlatut Tujjar telah ada sebelum Nahdlatul Ulama berdiri. Hal itu bermula dari gerakan pemikiran-pemikiran kiai NU mengenai perekonomian," katanya.