NEWS

Minyakita Langka di Pasar, Konsumen Harus Tunjukkan KTP untuk Beli

Masyarakat harus menunjukan KTP untuk membeli Minyakita.

Minyakita Langka di Pasar, Konsumen Harus Tunjukkan KTP untuk BeliWarga memperlihatkan minyak goreng kemasan saat peluncuran minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7). (Antara/Galih Pradipta).

by Eko Wahyudi

06 February 2023

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menilai Minyakita belakangan jadi langka karena diserbu para pembeli. Karena itu, kebijakan untuk menunjukkan KTP saat melakukan pembelian Minyakita akan kembali diterapkan.

"Jangan sampai orang beli [Minyakita] memborong," kata Zulkifli saat meninjau Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, untuk memantau harga-harga bahan pokok, seperti dilansir Antara, Senin (2/6).

Kebijakan serupa pernah diberlakukan saat Minyakita diluncurkan pada Juli 2022. Kala itu, pembeli Minyakita harus menunjukkan KTP atau identitasnya melalui aplikasi PeduliLindungi. Sudah begitu, pembeliannya dibatasi hingga 10 liter per orang.

Kemudian, aturan itu tidak lagi diterapkan karena Minyakita bebas dibeli tanpa harus menunjukkan KTP meski aturannya belum resmi dicabut.

Sejak awal 2023, Minyakita kerap dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Rp14 ribu per liter.

Selain menunjukan kartu identitas, pembeli juga tidak dapat membeli Minyakita dalam partai besar dengan tujuan untuk dijual kembali.

Zulkifli mengatakan penjualan Minyakita di atas HET bakal terkena sanksi. "Harganya tidak boleh naik. Kalau naik kena Satgas [Pangan], [yang hukumannya] enggak boleh lagi jualan," ujarnya.

Tambah pasokan Minyakita

Selain menetapkan syarat pembelian Minyakita, Zulkifli menyatakan pasokan minyak kemasan tersebut akan ditambah menjadi 450.000 ton per bulan pada Februari–April 2023. 

Langkah tersebut diambil untuk menekan harga sekaligus mencukupi kebutuhan minyak goreng menjelang bulan puasa. 

"Minyakita kita cek lagi, enggak boleh dijual online. Kita suruh jual di pasar, tapi nanti akan ada masalah lagi: 'Kok di supermarket enggak ada?' Ya, memang ini untuk pasar. [Dijual secara] online juga enggak boleh," ujarnya.

Minyakita langka karena kian banyak konsumen yang beralih untuk membelinya menyusul kualitas dan pengemasannya yang baik, kata Zulkifli. Dia berharap minyak goreng kemasan itu dapat segera kembali membanjiri pasar dalam dua pekan ke depan.

Jangan sampai kelangkaan migor terulang

Badan Pangan Nasional (NFA) mendorong peningkatan pasokan dan distribusi stok minyak goreng demi mengantisipasi lonjakan permintaan pada Ramadan dan Lebaran. Dengan begitu, diharapkan gejolak stok minyak goreng yang terjadi berbulan-bulan pada tahun lalu takkan lagi terulang.

"Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk tiga bulan ke depan, dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” kata Arief dalam keterangan resminya, Selasa (31/1).

Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan periode Januari-Maret 2023, pada akhir Maret ini stok minyak goreng nasional diperkirakan mencapai 808.000 ton, sedangkan kebutuhan rata-rata minyak goreng nasional per bulan 401.000 ton.

Para produsen diminta menyediakan dan mendistribusikan minyak goreng rakyat 450.000 ton per bulan atau meningkat 50 persen dari jumlah sebelumnya yang mencapai 300.000 ton per bulan. 

Arief juga menekankan pentingnya kontribusi para produsen minyak goreng dalam penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Minyak Goreng. Sebab, dia mengatakan ketersediaan CPP merupakan solusi jangka panjang untuk menjaga agar pasokan dan harga komoditas pangan tidak bergejolak.