NEWS

Pabrik LCI Beroperasi 2025, Jokowi: Bisa Kurangi Impor Petrokimia

Progress pembangunan proyek telah mencapai 73,4 persen.

Pabrik LCI Beroperasi 2025, Jokowi: Bisa Kurangi Impor PetrokimiaPresiden Jokowi saat melakukan peninjauan terhadap PT Lotte Chemical Indonesia dalam kunjungan kerja (kunker) ke Kota Cilegon, Banten, Selasa (12/9). (Dok. BKPM)
12 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini berkunjung ke pabrik petrokima milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon, Banten. Dia menargetkan pabrik yang progres pembangunannya telah mencapai 73,4 persen tersebut akan rampung pada Maret 2025.

Dia berharap, proyek ini berjalan lancar dan rampung tepat waktu sehingga nantinya hasil produksi PT LCI akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk petrokimia impor.

“Yang saya senang, ini akan menjadi substitusi impor: 70 persen untuk lokal dan 30 persen untuk ekspor. Dua-duanya baik. Karena yang di dalam negeri untuk substitusi dari barang-barang impor yang kita lakukan selama ini. Semuanya baik. Saya kira industri-industri seperti ini yang kita butuhkan,” kata Jokowi dalam siaran virtual, Selasa (12/9).

Produk yang akan dihasilkan proyek ini adalah polyethylene (bahan baku plastik), polypropylene (bahan baku karet sintetis), butadiene (campuran karet sintesis), dan benzene toluene xylene (campuran bensin dan bahan baku plastik).

Nantinya produk tersebut akan dipasarkan sebagai bahan baku botol, kabel listrik, bumper otomotif, peralatan medis, ban, karet sintetis, cat, dan pengusir serangga.

Menyerap ribuan tenaga kerja

Sebelumnya, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Yuliot, mengatakan kegiatan PT Lotte Chemical Indonesia ini merupakan hilirisasi berbasis migas.

“Dengan kegiatan ini, kita mengharapkan ada penguatan struktur industri petrokimia dalam negeri,” katanya.

Yuliot menyatakan jumlah tenaga kerja yang diserap pada saat konstruksi sekitar 13.000 orang. Adapun tenaga kerja saat nantinya pabrik mulai berproduksi sekitar 1.000 orang.

“Fokus hasil dari pabrik ini untuk subtitusi impor nanti kita cukup banyak impor bahan kimia ini. Sebagian akan diekspor juga untuk memenuhi pasar dalam Negeri. Pangsa ekspornya kalau kami melihat dari rencana ada yang ke Cina ada yang ke kawasan Asia lainnya. Jadi sebanyak 70 persen adalah ekspor. Nilai ekspor itu estimasi dalam satu tahun sekitar US$2 miliar,” ujar Yuliot.

Hingga September 2023, nilai realisasi investasi proyek ini mencapai Rp35,64 triliun (60,9 persen) dari total nilai rencana investasi Rp59,36 triliun.  Progres pembangunan Engineering, Procurement and Construction (EPC) telah mencapai 73,4 persen dengan serapan 13.406 tenaga kerja pada tahap konstruksi.

Related Topics